Sejarah Kehidupan Ekonomi Dan Sosial Budaya Kerajaan Kediri

Sejarah Kehidupan Ekonomi dan Sosial Budaya Kerajaan Kediri - Tak sanggup dipungkiri bahwa Kediri yaitu salah satu kota yang mempunyai kekayaan sejarah kerajaan yang sangat panjang. Ketika kita membicarakan sejarah kerajaan, maka kita tidak sanggup meninggalkan sejarah Kerajaan Kediri. Karena memang banyak sekali isu terkait masa kejayaan Kerajaan Kediri melalui peninggalan-peninggalan sejarah yang berhasil ditemukan. Bisa jadi pada masa kerajaan dulu, Kediri merupakan salah satu kerajaan masyhur yang mempunyai peradaban yang tinggi.

Sejarah Kehidupan Ekonomi dan Sosial Budaya Kerajaan Kediri Sejarah Kehidupan Ekonomi dan Sosial Budaya Kerajaan Kediri
Candi Peninggalan Kerajaan Kediri
Mengenai bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Kediri, Anda sanggup membaca Sejarah Berdirinya Kerajaan Kediri untuk lebih jelasnya. Kali ini yang akan kami sampaikan kepada Anda semua yaitu bagaimana seluk beluk kehidupan ekonomi, kehidupan sosial budaya dan beberapa peninggalan sastra yang ada terkait pada masa Kerajaan Kediri itu sendiri. Karena, sebagai salah satu Kerajaan yang mempunyai kekuasaan yang cukup luas dan berpengaruh, maka tentu saja pada masa itu Kediri sudah mempunyai banyak sekali tatanan kehidupan yang maju, termasuk di dalamnya yaitu kehidupan ekonomi dan sosial budayanya.

Kehidupan Ekonomi Di Kerajaan Kediri

Sejarah Kerajaan Kediri menyebutkan bahwa Kerajaan Kediri yaitu sebuah kerajaan agraris dan maritim. Masyarakatnya yang berdomisili di pedalaman hutan mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Hasil pertanian pada zaman Kerajaan Kediri ini tidak sanggup dianggap remeh, sebab pertolongan alam yang sangat subur membuay hasil bertani ini sangat melimpah. Sehingga dari hasil bertani ini sudah sanggup memperlihatkan kemakmuran kepada rakyat di Kerajaan Kediri.

Berebeda dengan rakyat yang berada di sekitaran kawasan pesisir, sebab akrab dengan bahari maka tentu saja mereka mengandalakan dari hasil bahari untuk menopang ekonomi mereka. Mereka hidup dari hasil pelayaran dan perdagangan. Pada masa itu, perdagangan dan pelayaran rakyat Kediri sanggup dikatakan sangat maju. Mereka sudah sanggup melaksanakan perjalanan pelayaran dan perdagangan hingga di kawasan Maluku dan Sriwijaya. Sedangkan mata uang pada ketika itu yaitu dengan menggunakan mata uang dari emas dan mata uang adonan dari perak, tembaga, dan timah. Hubungan kedua kawasan (pesisir dan pedalaman) sudah terjalin begitu lancar, mereka sering menggunakan sungai Brantas sebagai jalur kemudian lintas perdagangan.

Kehidupan Sosial Budaya Di Kerajaan Kediri

Sama menyerupai kehidupan ekonominya yang sudah maju, kehidupan sosial budaya Kerajaan Kediri juga sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Penduduk dari Kerajaan Kediri sudah sangat teratur, mereka sudah menggunakan kain hingga di bawah lutut, kemudian rambut diurai serta mempunyai tempat tinggal yang higienis dan rapi. Dalam perkawinan antar penduduk, keluarga pengantin perempuan menerima maskawin yang berupa emas. Sedangkan untuk yang sakit, pada masa itu mereka meminta kesembuhan kepada tuhan dan Buddha.

Di lihat dari kitab Lubdaka yang berisi tentnag kehidupan sosial kemasyarakatan pada masa Kerajaan Kediri, memperlihatkan bahwa perhatian raja pada rakyatnya sangatlah tinggi. Pada ketika itu cara pandang wacana tinggi rendah martabat seseorang sudah bukan pada kekayaan harta bendanya, namun dilihat berdasar tingkah laris dan moralnya. Jika ada orang yang mempunyai moral yang anggun di mata masyarakat, maka dengan sendirinya akan dihormati. Raja pada ketika itu juga sangat menghormati dan menghargai hak-hak rakyatnya, sehingga rakyat mempunyai keleluasaan dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari.

Pada masa Kerajaan Kediri ini, perkembangan sastra juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak karya sastra yang dihasilkan pada masa itu yang artinya memperlihatkan bahwa perkembangan dunia sastra budaya sangat tinggi. Pada masa pemerintahan Jayabaya, raja pernah memperlihatkan perintah kepada Empu Sedah untuk menggubah kitab Bharatayuda ke dalam bahasa Jawa Kuno. Sayang pekerjaan tersebut tidak sanggup diselesaikan oleh Empu Sedah yang kemudian dilanjutkan oleh Empu Panuluh. Dalam karya tersebut, nama Jayabaya disebut beberapa kali sebagai bentuk sanjungan pada sang raja. Selain menulis dan menggubah kitab Bharatayuda, Empu Panuluh juga menulis kitab Gatutkacasraya dan Hariwangsa.

Karya Sastra Di Zaman Kerajaan Kediri
  • Kitab Wertasancaya, kitab ini berisi mengenai petunjuk mengenai bagaimana cara menciptakan syair yang baik. Kitab ini ditulis oleh Empu Tan Akung.
  • Kitab Smaradhahana, kitab ini berupa kakawin yang digubah oleh Empu Dharmaja. Kitab tersebut mempunyai isi wacana kebanggaan kepada raja sebagai seorang titisan Dewa Kama. Kitab itu juga sudah menuliskan bahwa nama ibu kota kerajaannya yaitu Dahana.
  • Kitab Lubdaka, ditulis oleh Empu Tan Akung. Kitab itu berisi kisah Lubdaka sebagai seorang pemburu yang mestinya masuk neraka. Karena pemujaannya yang istimewa, ia ditolong tuhan dan rohnya diangkat ke surga.
  • Kitab Kresnayana karangan Empu Triguna yang berisi riwayat Kresna sebagai anak nakal, tetapi dikasihi setiap orang sebab suka menolong dan sakti. Kresna hasilnya menikah dengan Dewi Rukmini.
  • Kitab Samanasantaka karangan Empu Managuna yang mengisahkan Bidadari Harini yang terkena kutuk Begawan Trenawindu.
  • Adakalanya dongeng itu dijumpai dalam bentuk relief pada suatu candi. Misalnya, dongeng Kresnayana dijumpai pada relief Candi Jago bersama relief Parthayajna dan Kunjarakarna.

Nah teman-teman, itulah sedikit isu terkait sejarah kerajaan Kediri, terutama dalam segi ekonomi dan sosial budayanya. Semoga dari isu di atas kita sanggup berguru mengenai sejarah Kerajaan Kediri.

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Sejarah Kehidupan Ekonomi Dan Sosial Budaya Kerajaan Kediri"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel