Dampak Dan Akhir Jelek Perjanjian Renville Untuk Indonesia
Dampak Dan Akibat Buruk Perjanjian Renville Untuk Indonesia - Dalam sejarah usaha kemerdekaan Indonesia, banyak digelar banyak sekali perjanjian antara Belanda dan Indonesia. Setelah beberapa waktu Indonesia mendapat kemerdekaan, tentu Indonesia belum dapat mendapat stabilisasi dalam bernegara. Ditambah lagi dengan Belanda yang kelihatannya belum juga merelakan kemerdekaan Indonesia. Keadaan yang belum stabil ini lalu membawa negara Indonesia dan penjajahnya yaitu Belanda, menyelenggarakan banyak sekali perjanjian yang diantaranya yaitu perjanjian Renville.
![]() |
Akibat Buruk Perjanjian Renville |
Akibat Buruk Perjanjian Renville
Dalam sejarah perjanjian Renville, ternyata sebetulnya Indonesia banyak dirugikan. Sehingga dengan dilaksanakannya perjanjian Renville ini, Indonesia banyak mendapat jawaban jelek yang tentunya sangat menyiksa Indonesia. Lalu apa saja pengaruh jelek atau jawaban jelek perjanjian Renville untuk Indonesia, perhatikan ringkasan di bawah ini.
Dampak Negatif Perjanjian Renville Untuk Indonesia
- Wilayah Indonesia semakin menyempit alasannya kekuasaan Belanda
- Munculnya banyak sekali reaksi kekerasan di dalam negeri
- Kabinet Amir Syarifuddin berakhir alasannya dianggap menjual Negara ke Belanda
- Blokade ekonomi untuk Indonesia super ketat dari Belanda
- Indonesia menarik pasukan di tempat gerilya
- Belanda semakin gencar melaksanakan pemecah potongan terhadap Indonesia
- Belanda memecah belah dengan mendirikan negara boneka ibarat Borneo Barat, Negara Madura, Negara Sumatera Timur, dan Negara Jawa Timur
Negara Boneka dan Presiden Yang Dibentuk Belanda
Efek dan pengaruh jelek perjanjian Renville ini memang benar-benar terasa di Indonesia. Terutama bahaya terhadap persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Karena secara pribadi taktik Belanda yaitu memang untuk memecah belah NKRI. Cara yang dilakukan Belanda yaitu dengan membentuk negara-negara boneka di dalam NKRI. Di bawah ini yaitu beberapa wilayah dan tempat yang berhasil dibuat sebagai negara boneka oleh Belanda beserta presidennya.
- Negara Madura, Presiden : Cakraningrat (februari, 1948).
- Negara Pasundan, Wali negara : Wiranatakusuma sebagai (April, 1948). Negara Pasundan yang usang di bawah pimpinan Surya Kartalegawa dianggap tidak memadai oleh Belanda.
- Negara Sumatra - Selatan, Presiden : Abdul Malik.
- Negara Jawa - Timur, Presiden : Kusumonegoro
Daerah-Daerah Otonom Belanda
Propaganda Belanda dalam memecah belah persatuan dan kesatuan Republik Indonesia memang sangat gencar. Bukan saja dengan membuat negara-negara boneka, ternyata Belanda juga membuat daerah-daerah otonom Belanda. daerah-daerah otonom Belanda ini ternyata juga sangat banuak dan sangat berpotensi memecah belah persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah mana saja yang menjadi tempat otonom Belanda, di bawah ini yaitu daftarnya.
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Tenggara
- Dayak Besar
- Banjar
- Bangka
- Belitung
- Riau
- Jawa-Tengah
Nah teman-teman, itulah beberapa ulasan mengenai Dampak Dan Akibat Buruk Perjanjian Renville Untuk Indonesia yang dapat kami sampaikan untuk teman-teman semua. Semoga informasi mengenai Dampak Dan Akibat Buruk Perjanjian Renville Untuk Indonesia di atas dapat menambah pengetahuan kita mengenai Perjanjian Renville itu sendiri.
Belum ada Komentar untuk "Dampak Dan Akhir Jelek Perjanjian Renville Untuk Indonesia"
Posting Komentar