Kabinet Ali Sastroamijoyo I, Jadwal Kerja, Prestasi Dan Kejatuhannya

Kabinet Ali Sastroamijoyo I, Program Kerja, Prestasi Dan Kejatuhannya - Baik teman-teman semua, sehabis beberapa waktu yang kemudian kami sampaikan pembahasan mengenai Pemilu 1955, kini kita akan sampaikan mengenai Kabinet Sastroamijoyo I. Kenapa Kabinet Sastroamijoyo I, sebab kabinet ini termasuk kabinet yang menyita banyak pemerhati sejarah dan cukup menarik untuk dijadikan sebagai sebuah bahasan. Setelah kemerdakaan pada tahun 1945, perlahan kemudian Indonesia mengalami babak gres dalam mengarungi sejarah nasional.

Kabinet Ali Sastroamijoyo I

Perjalanan berdemokrasi pun juga sudah mulai dijalankan, pada tahun 1950 hingga pada tahun 1959 di Indonesia dikenal dengan demokrasi liberal atau demokrasi parlementer. Dimana sistem tersebut menganut bahwa kabinet bertanggung jawab pada dewan legislatif suatu majelis atau Dewan Perwakilan Rakyat. Pada saati itu, anggotanya adala berjumlah 232 yang merupakan cerminan dari dari basis atau kekuatan dari partai-partai yang ada. Kala itu partai-partainya ialah Masyumi dengan 49 bangku (21%), PNI 36 bangku (16%), PSI 17 bangku (7,3%), PKI 13 bangku (5,6%), Partai Nasrani 9 bangku (3,9%), Partai Kristen 5 bangku (2,2%), dan Murba 4 bangku (1,7%). Dengan proporsi hasil tersebut, maka 42 bangku terbagi atas partai-partai atau perorangan lainnya.

Kabinet Ali Sastroamijoyo I

Pada masa percobaan penerapan Demokrasi di Indonesia, terjadi pergantian kabinet yang memimpin pada kala itu. Sebut saja menyerupai Kabinet Natsir (September 1950-Maret 1953), Kabinet Sukiman (April 1951-Februari 1953), Kabinet Wilopo (April 1952- Juni 1953), Kabinet Ali Satroamidjojo 1 (Juli 1953- Juli 1955), Kabinet Burhanudin (Agustus 1955- Maret 1956), Kabinet Ali Sastroamidjojo II (Maret 1956- Maret 1957), dan Kabinet Djuanda (April 1957- Juli 1959). Pada proses penataan pemerintahan menyerupai ini dengan banyak pergantian kabinet, tentu masing-masing kabinet mempunyai latar belakang dan kisah yang berbeda-beda. Kabinet Ali Sastroamijoyo I misalnya, tentu berbeda dengan Kabinet Ali Sastroamijoyo II, dan lain-lain.

Masing-masing kabinet mempunyai ciri dan karakteristik yang berbeda-beda. Seperti contohnya Kabinet Natsir yang merupakan kabinet awal yang di dalamnya ialah merupakan koalisi antara Masyumi dan PSI. Begitu juga dengan Kabinet Sukiman, kabinet ini ialah adonan antara Masyumi dan PNI, dimana koalisi dari kedua partai ini masih berlanjut yang kemudian menggantikan kabinet Sukiman; Kabinet Wilopo. Pergantian dewan legislatif yang sering terjadi selama masa kurun waktu tahun 1951-1959 ialah sebab adanya mosi tidak percaya dari partai oposisi. Seringnya terjadi pergantian dewan legislatif ini kemudian juga berakibat kepada tidak bisa berjalannya banyak sekali macam jadwal yang sudah disusun.

1. Kronologis Pembentukan Kabinet Ali Sastroamijoyo I

Karena krisis Pemerintahan yang berkepanjangan di Indonesia, tentu saja hal ini berimplikasi kepada tidak adanya kestabilan Pemerintahan. Indonesia mengalami dinamika kabinet yang turun naik dan bahkan mengalami jatuh bangun. Kemudian pada tanggal 3 Juni 1953, Perdana Menteri Wilopo kemudian mengembalikan mandatnya kepada Presiden sebagai akhir dari insiden Tanjung Morowa, sehingga kabinet dikala itu dinyatakan demisioner. Nah, Kabinet Ali Sastroamijoyo I inilah yang kemudian menjadi pengganti dari Kabinet Wilopo. Kabinet Ali Sastroamijoyo I ini yang mengisi kekosongan yang terjadi selama 58 hari sehabis ditinggal oleh Kabinet Wilopo.

Pada dikala itu, untuk mengisi jabatan Perdana Menteri ditunjuklah Ali Sastroamijoyo yang kala itu menjabat sebagai Duta Besar Indoensia untuk Amerika Serikat. Sebenarnya pada dikala itu Ali sendiri juga masih merasa ragu dengan penunjukan tersebut. Hal ini sebab Ali Sastroamijoyo merasa belum diajak berbicara secara eksklusif oleh partainya terkait pembentukan Kabinet, terlebih Kabinet Ali Sastroamijoyo I. Namun pada karenanya Ali Sastroamijoyo bersedia menduduki jabatan perdana menteri sehabis didesak oleh Ketua Umum PNI pada masa itu yaitu Sidik Joyosukarto.

Dari situ kemudian Presiden pada tanggal 30 Juli 1953 mengumumkan pembentukan Kabinet Ali Sastroamijoyo I yang kemudian disahkan keberadaannya dengan Keputusan Presiden RI No. 132 Tahun 1953 tertanggal 30 Juli 1953. Setelah keadminitrasian negara dicukupkan kemudian Kabinet Ali Sastroamijoyo I segera diresmikan dan Ali Sastroamijoyo dilantik sebagai Perdana Menteri pada tanggal 12 Agustus 1953 di Istana Negara. Dalam susunan Kabinet Ali Sastroamijoyo I ini, Masyumi sebagai partai terbesar ke dua tidak masuk dalam struktur, kemudian dalam hal ini, NU atau Nahdlatul Ulama mengambil alih sebagai kekuatan politik gres di Indonesia. Selain itu, ada juga tokoh yang mempunyai simpati kepada PKI juga dimasukkan ke dalam Kabinet Ali Sastroamijoyo I. Kemudian ditambah lagi dengan adanya Muh Yamin yang dianggap sayap kiri dijadikan sebagai Menteri Pendidikan.

Baca juga :

Pemilu 1955, Latar Belakang Sejarah dan Hasilnya

2. Program Kerja Kabinet Ali Sastroamijoyo I

Tentu dalam menjalankan roda Pemerinthan sebuah Kabinet harus mempunyai jadwal kerja yang anggun dan bisa dijalankan denngan maksimal. Nah, kemudian apa jadwal kerja Kabinet Ali Sastroamijoyo I dikala itu, perhatikan poin-poin di bawah ini.

a. Menjaga Kemanan

Menjaga kemanan sepertinya menjadi prioritas utama dari Kabinet Ali Sastroamijoyo I. Hal ini bisa dilihat dari keberanian Kabinet Ali Sastroamijoyo dalam mengambil alih pemerintahan sehabis kabinet sebelumnya yang merupakan kabinet Wilopo runtuh. Keberanian dalam mengambil tanggung jawab ini kemudian dilaporkan kepada DPR. Karena pada masa kabinet sebelumnya banyak terjadi goncangan keamanan yang tentu sangat riskan bagi negara yang gres saja berdiri. Ada beberapa perpecahan yang terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur misalnya. Konflik yang terjadi membuat Kabinet Ali Sastroamijoyo I kemudian mengerahkan pasukan untuk meredam termasuk juga untuk meredam pemberontakan yang terjadi.

Keadaan menyerupai ini kemudian menjadi pengganggu dalam menjaga stabilitas yang sedang dijalankan oleh Pemerintahan. Maka dari itu, keamanan menjadi faktor yang sangat krusial yang perlu diperhatikan dan membutuhkan solusi yang cepat dan sempurna kala itu.

b. Menciptakan Kemakmuran Dan Kesejahteraan Rakyat

Pprogram kerja Kabinet Ali Sastroamijoyo I selanjutnya adalh membuat kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Perekonomian Indoensia pada kurun waktu tahun Februari 1952 hingga Maret 1952 sangat terganggu dan mengalami penurunan dengan adanya perang Korea. Pada kurun waktu tahun tersebut, terjadi inflasi di Indonesia yang nilai tukar rupiah bahkan hingga menurun hingga menjadi 44,7 % dari nilai resmi 24,6 %. Keadaan ini kemudian berimbas eksklusif pada para eksportir dari Jawa yang terdiri dari orang-orang Masyumi mengalami kerugian. Kondisi ini kemudian mendorong terjadinya peningkatan penyeleundupan, kemiskinan dan kelaparan semakin tinggi dan rakyat semakin jauh dari kemakmuran. Maka dari itu, prioritas utama dari Kabinet Ali Sastroamijoyo I ini ialah membuat kemakmuran dan kerejahteraan rakyat.

c. Segera Melaksanakan Pemilu

Sebagai pelaksana Pemerintahan, Kabinet Ali Sastroamijoyo I menyanggupi inti dari pelaksanaan Pemerintahan Indonesia yang bersifat parlementer. Maka dari itu, Kabinet Ali Sastroamijoyo I menyanggupi untuk menggelar Pemilihan Umum 1955. Kemudian ditindak lanjuti dengan pembentukan Panitia Pemilu Pusat pada tanggal 31 Mei 1954 yang dikala itu diketuai oleh Hadikusumo (PNI). Kemudian Hadikusmo pada tanggal 16 April 1955 mengumumkan bahwa Pemilu 1955 akan digelar pada 29 September 1955. Maka dari itu Pemilu 1955 bisa dikatakan sebagai kegiatan utama dari jadwal kerja Kabinet Ali Sastroamijoyo I.

d. Pembebasan Irian Barat Secepatnya

Program kerja dari kabinet Ali Sastroamijoyo selanjutnya ialah menargetkan Irian Barat untuk segera dibebaskan dari Belanda. Kemerdekaan Indonesia sendiri menuntut untuk tidak menyetujui RIS. Hal ini dikarenakan pemerintahan yang ada tentu ingin berdaulat dalam menjalankan kehidupan bernegara dan berbangsa. Maka dari itu, pada Agustus 1954 Kabinet Ali Sastroamijoyo I mengusulkan untuk menghapuskan Uni Belanda - Indonesia. Selain itu juga memuat pembiasaan dari KMB. Namun sayangnya hal ini tidak bisa mendapat hasil menyerupai yang diinginkan atau bisa dikatakan tidak mencapai kemajuan yang signifikan. Bahkan dilema yang timbul di Irian Barat ini juga dibawa ke PBB oleh Kabinet Ali Sastroamijoyo I namun pengaduan tersebut ditolak.

e. Menjalankan Politik Bebas Aktif Di Dunia Internasional

Pada saati itu, konstelasi perpolitikan dunia juga mengalami peningkatan suhu yang semaikn memanas. Sebagai negara yang masih gres mendapat kemerdekaan, tentu saja Indonesia tidak ingin masuk dan turut serta dalam konflik internasional. Terlebih lagi pada dikala itu kemerdekaan Indonesia belum mendapat ratifikasi dari Belanda. Selain itu, bahaya kedatangan Belanda dan Jepang masih menjadi momok yang bisa saja sewaktu-waktu tiba kembali ke Indonesia. Politik Bebas di sini berarti bahwa Indonesia tidak memihak negara manapun di dalam pertikaian yang sedang terjadi. Sedangkan aktif adalah, meski tidak memhiak negara manapun di dunia, namun Indonesai tetap ingin aktif menyuarakan aspirasinya di dunia internasional.

f. Segera Menyelesaikan Pertikaian Politik

Dalam kurun waktu tahun 1950-1959, keadaan perpolitikan di tanah air begitu tidak stabil. Terjadi perpecahan di kalangan elite politik, hal ini dikarenakan terjadinya perebutan tahta, jabatan dan juga kekuasaan. Dan kondisi ini membuat bangsa Indonesia semakin terpuruk dalam menjalankan kegiatan negaranya. Berbagai perpecahan timbul di kalangan partai Politik, salah satunya ialah NU dengan Masyumi yang kemudian membawa NU berdiri sendiri sebagai partai politik. Perpecahan ini disebutkan sebab perebutan pos jabatan pada Menteri Agama. Kemudian juga terjadinya ketidakharmonisan hubungan antara PNI dengan PSI. Bahkan di kalangan militer pun juga terjadi konflik sebab kesenjangan yang tidak layak. Dan pada bulan Januari Hamengkubuwono sebagai menteri pertahanan memutuskan mengundurkan diri dan keluar dari Kabinet Ali Sastroamijoyo I.

3. Pencapaian Prestasi Kabinet Ali Sastroamijoyo I

Meski Kabinet Ali Sastroamijoyo I berada pada kondisi yang serba sulit, namun ada beberapa prestasi atau pencapaian yang bisa dibanggakan. Meski mungkin tidak semua jadwal kerja yang suda disusun tidak bisa tercapai secara keseluruhan, namun tetap saja ada beberapa prestasi yang berhasil diraiah. Kabinet Ali Sastroamijoyo I ini termasuk kabinet yang bertahan usang dalam menjalankan pemerintahan. Kabinet Ali Sastroamijoyo I dinilai telah memperlihatkan sumbangsih kepada negara dan bahkan kepada bangsa Asia-Afrika. Hal ini didasarkan pada insiden yang terjadi di Bandung pada 18 April-24 April 1955. Saat itu Indonesia berhasil merangkul saudara-saudara Afrika dan Asia untuk melawan kolonialisme dan neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet atau negara imperialis yang lain.

Kemudian insiden pada April-Mei-1954 yang merupakan pertemuan antara Perdana Menteri India, Pakistan, Sri Lanka, Birma, dan Indonesia (diselenggarakan di Colombo). Hal ini memperlihatkan bahwa Ali berhasil mengalihkan situasi politik di Indonesia yang tidak stabil kala itu dan bahkan bisa mengangkat nama Indonesia di dunia internasional. Di situ, Ali mengusulkan KAA yang kemudian disetujui oleh negara lainnya. Adanya KAA ini memperlihatkan bahwa pemerintahan Ali telah mendapat kemenangan. Ketika itu, ada sekitar 29 negara yang hadir.

4. Kemunduran Kabinet Ali Sastroamijoyo I

Sama menyerupai nasib dari kabinet-kabinet sebelumnya, pada karenanya Kabinet Ali Satroamijoyo I pun kemudian berakhir dengan mengundurkan diri. Alasan pengunduran ini ialah sebab banyak sekali dilema yang tidak bisa diatasi dengan baik. Memang pada dikala itu banyak sekali terutama dilema menyerupai pemberontakan yang terjadi di daerah-daerah. Selain itu, dilema korupsi yang semakin meningkat dan kemunduran ekonomi sehingga menurunkan tingkat kepercayaan dari masyarakat juga semakin memperkeruh keadaan. Berbagai dilema lainnya juga menjadi alasan utama, menyerupai dilema Irian Barat, Pemilu bahkan juga skandal korupsi di badan PNI sendiri juga menjadi alasan utama.

NU, tidak puas terhadap kinerja kabinet di segala lini, baik secara personel, di bidang ekonomi dan keamanan yang didalamnya terdapat konflik antara NU dan PNI. Sehingga pada puncaknya pada tanggal 20 Juli NU mengutus para menteri yang ada di dalam kabinet untuk mengundurkan diri dan keluar dari Kabinet. Tindakan NU ini kemudian diikuti oleh parta-partai lainnya. Keadaan lemahnya Kabinet Ali Sastroamijoyo I ini kemudian mendorong Masyumi untuk menggulirkan mosi tidak percaya pada bulan Desember mengenai ketidakpercayaan pada kebijakan Pemerintah. Melihat keadaan kabinet yang tak aman ini, PKI kemudian meredam kecaman-kecaman terhadap korupsi dan dilema ekonomi sebagai imbalan atas proteksi PNI. Ali Sastroamijoyo sendiri kemudian mengembalikan mandatnya pada tanggal 18 Juni. Kemudian sebab derma dari dewan perwakilan rakyat tidak mencukupi, empat hari kemudian Ali pun mengunfurkan diri dan Kabinet Ali Sastroamijoyo I ini mengembalikan mandatnya pada tanggal 24 Juli 1955.

Nah kawan-kawan semua, itulah ulasan singkat mengenai Kabinet Ali Sastroamijoyo I, Program Kerja, Prestasi Dan Kejatuhannya yang bisa kami sampaikan kepada teman-teman semua. Semoga informasi mengenai Kabinet Ali Sastroamijoyo I di atas bisa membantu menambah informasi bagi rekan-rekan semua. Insyaalloh di lain waktu akan kami sampaikan ulasan mengenai Kabinet Ali Sastroamijoyo II untuk Anda.