Kabinet Natsir, Sejarah Pembentukan, Kegiatan Kerja Dan Kejatuhannya

Kabinet Natsir, Sejarah Pembentukan, Program Kerja Dan Kejatuhannya - Setelah Indonesia mendapat kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, keadaan di dalam negeri belum eksklusif menjadi stabil. Masih banyak terjadi gejolak dan riak-riak yang menuntut untuk segera diselesaikan. Para pelaku negara dikala itu dituntut untuk segera sanggup mengatasi gejolak dan ketidak stabilan yang ada. Jika tidak teratasi, maka sanggup jadi Indonesia menjadi negara yang terpecah belah dan hanya menyisakan nama saja. Pada masa sehabis mendapat kemerdekaan 1945, Indonesia belum sanggup eksklusif mengadakan pemilu. Indonesia gres sanggup menyelenggarakan Pemilu yaitu pada pemilu pertama kali atau Pemilu 1955 yang merupakan pemilu paling bersejarah dalam perjalanan berbangsa dan bernegara.

 Setelah Indonesia mendapat kemerdekaannya pada  Kabinet Natsir, Sejarah Pembentukan, Program Kerja Dan Kejatuhannya
Image : historia.id

Sebelum digelar Pemilu 1955, dalam masa interval lima tahun yaitu antara tahun 1950 hingga dengan 1955, Indonesia pernah mempunyai empat kabinet yang bergantian dalam menjalankan roda Pemerintahan. Pada dikala itu tampaknya Indonesia memang masih dalam masa pencarian sistem yang paling pas dan sanggup diterapkan untuk menjalankan pemerintahan. Kabinet yang berganti tersebut diantaranya ialah Kabinet Natsir, Kabinet Sukiman, Wilopo dan Kabinet Ali Sastroamijoyo. Pada masa itu, sulit bagi kabinet untuk menjalankan kegiatan dan kegiatan kerja yang sudah mereka susun. Karena konflik yang sangat tajam dari oposisi dan saling menjatuhkan. Umumnya, pelaksana atau anggota kabinet sudah dipilih dan diadaptasi dengan keahlian pada bidangnya dan ditambah dengan dukungan dari partai.

1. Pembentukan Kabinet Natsir

Kabinet Natsir sendiri mulai memerintah pada tanggal 6 September 1950 dan berakhir pada tanggal 21 Maret 1951. Kabinet Natsir ialah kabinet yang dibangun atas dasar koalisi yang beranggotakan inti dari Partai Masyumi. Dalam Kabinet Natsir, PNI tidak mendapat jatah jabatan sama sekali, yang paling banyak ialah dari orang-orang partai Masyumi meskipun di dalam kabinet terdapat juga orang-orang non partai. Sebenarnya keinginan dari Natsir sendiri untuk kabinet nya ialah kabinet yang nasionalis yang berkoalisi dengan beberapa partai. Namun hal ini tidak sanggup diwujudkan alasannya terjadi perebutan jabatan antara PNI dan Masyumi. Sehingga, dengan sendirinya pihak dari partai PNI tidak bahagia dengan keadaan menyerupai ini dan menjadikan sulit merekrut PNI untuk masuk ke dalam Kabinet Natsir.

Pendapat yang bersebrangan diantara kedua partai ialah terkait pembagian jatah jabatan menteri. Natsir beropini bahwa partainya mempunyai lebih banyak hak dari pada partai lainnya. Pendapat tersebut kemudian tidak disetujui oleh PNI, alasannya PNI menganggap bahwa semua partai juga mempunyai hak yang sama atas jabatan di Pemerintahan. PNI sendiri dari tuntutannya ialah biar orang-orang yang menduduki jabatan menteri dalam negeri, menteri luar negeri dan menteri pendidikan. Namun kemudian dari hasil negosiasi PNI bersedia melepas jabatan menteri luar negeri dan diisi oleh orang Masyumi dan menteri pendidikan untuk partai lain. Keinginan PNI mendapat jatah menteri dalam negeri kemudian tidak terealisasi alasannya pos menteri dalam negeri diisi oleh orang Masyumi. Dan ini lah yang menimbulkan konflik alasannya PNI beranggapan bahwa yang dilakukan ini tidak adil, alasannya Perdana Menteri sudah berasal dari Masyumi.

Kecaman demi kecaman terus melanda Kabinet Natsir, bukan saja pihak dari luar partai Masyumi, namun juga dari dalam negeri. Tekanan tersebut ditujukan kepada keputusan konggres Desember 1949 yang tetapkan bahwa ketua umum partai dihentikan menjadi menteri. Sebenarnya, maksud dari keputusan ini sendiri ialah adanya pengkonsolidasian partai yang kemudian diubah oleh Dewan Partai di Bogor pada tanggal 3 hingga 6 Juni 1960 yang isinya ialah bahwa sistem federal tidak sanggup dipertahankan lagi. Kemudian biar keputusan ini tidak terlalu dilanggar, maka Natsir yang kala itu sebagai ketua umum Masyumi, dinonaktifkan dari ketua partai dan kemudian digantikan oleh Jusuf Wibisono.

2. Program Kerja Kabinet Natsir

Dalam setiap susunan kabinet, tentu mempunyai kegiatan kerja masing-masing yang tidak sama. Program kerja Kabinet Ali Sastroamijoyo I misalnya, tentu tidak sama dengan kegiatan kerja dari Kabinet Wilopo. Begitu juga dengan Kabinet Natsir, tentu mempunyai kegiatan kerja sendiri dan mempunyai prioritas utama sendiri. Di bawah ini ialah beberapa kegiatan kerja utama dari Kabinet Natsir, perhatikan.

a. Melakukan Persiapan dan penyelenggaraan pemilihan umum untuk Konstituante
b. Melakukan konsolidasi dan penyempurnaan susunan pemerintahan serta membentuk peralatan negara yang berpengaruh dan berdaulat
c. Menggiatkan usaha untuk memenuhi dan menjaga keamanan dan ketentraman
d. Melakukan penyempurnaan terhadap organisasi Angkatan perang
e. Sebisa mungkin memperjuangkan penyelesaian soal Irian Barat secepatnya
f. Mengembangkan dan memperkokoh kesatuan ekonomi rakyat sebagai dasar bagi pelaksanaan ekonomi nasional yang sehat
g. Membantu pembangunan perumahan rakyat serta memperluas usaha – usaha meninggikan derajat kesehatan dan kecerdasan rakyat
h. Penerapan kegiatan benteng, yaitu pengusaha nasional golongan ekonomi lemah diberi proteksi kredit
i. Pelaksanaan kegiatan industrialisasi (Rencana Sumitro)
j. Pembentukan DPRD
k. Pemulihan bekas – bekas anggota tentara dan gerilya dalam masyarakat

3. Pencapaian Kabinet Natsir

Dalam menjalankan kiprah pemerintahan, niscaya sebuah kabinet sanggup meraih pencapaian-pencapaian tertentu. Meski secara keseluruhan mungkin ada yang menilai gagal, setidaknya tetao ada satu atau dua kegiatan atau kegiatan yang sanggup dilakukan atau mencapai target. Atau setidaknya sanggup memperbaiki suatu kondisi menjadi lebih baik. Begitu halnya dengan Kabinet Natsir, tentu dalam kurun masa kekuasaannya mempunyai pencapaian prestasi dan keberhasilan yang berhasil didapatkan. Di bawah ini ialah beberapa pencapaian Kabinet Natsir dalam masa kekuasaannya.

Keberhasilan yang dicapai Kabinet Natsir yang menonjol diantaranya ialah di bidang ekonomi yang di situ ada Sumitro Plan yang berhasil mengubah ekonomi yang pada awalnya ialah ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional. Selain itu, Indonesia juga berhasil masuk PBB dan terjadi negosiasi antara Belanda dan Indonesia mengenai problem Irian Barat untuk pertama kalinya. Meski mempunyai beberaa keberhasilan, namun kegiatan kerja Kabinet Natsir bukan tanpa hambatan atau masalah. Ada beberapa hambatan dan problem yang harus dihadapi oleh Kabinet Natsir untuk menjalankan dan mensukseskan kegiatan kerjanya.

Pada kegiatan di bidang ekonomi, dalam penerapan Sumitro Plan, tidak sanggup berjalan dengan maksimal. Hal ini alasannya para pengusaha yang diberikan proteksi banyak diselewengkan sehingga banyak yang tidak mencapai sasaran. Kemudian upaya usaha dan diplomasi mengenai problem Irian Barat mengalami kebuntuan alias mengalami kegagalan. Selain itu, Kabinet Natsir nampaknya belum sanggup terlepas dari problem keamanan yang berupa masih adanya pemberontakan yang hampir menyerang seluruh wilayah Indonesia. Banyak gerakan kedaerahan yang berusaha melaksanakan pemberontakan kepada pemerintah, menyerupai contohnya Gerakan DI/TII, Gerakan Andi Azis, Gerakan APRA, Gerakan RMS. Selain itu, seringnya mengeluarkan Undang Undang darurat juga menjadi hambatan Kabinet Natsir yang kemudian sering mendapat kritik dari oposisi.

4. Runtuh Dan Berakhirnya Kekuasaan Kabinet Natsir

Pada akhirnya, kekuasaan Kabinet Natsir ini pun juga mengalami kemunduran yang pada risikonya membawa kepada keruntuhan kekuasaan. Ada beberapa penyebab yang menciptakan Kabinet Natsir runtuh dan kehilangan kekuasaan. Penyebab utama dari keruntuhan kabinet Natsir ini ialah kegagalan dalam kabinet tersebut dalam menuntaskan problem Irian Barat. Kemudian ditambah lagi adanya mosi tidak percaya dari PNI terkait dengan pencabutan Peraturan Pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS. Peraturan pemerintah tersebut dianggap PNI terlalu menguntungkan Masyumi, dan mosi dari PNI ini pun diterima oleh dewan legislatif sehingga Natsir harus mengembalikan mandatnya kepada Presiden.

Selain mosi tidak percaya dari PNI yang disetujui parlemen, ada mosi tidak percaya dari dewan legislatif terkait kegagalan Kabinet Natsir dalam negosiasi antara Indonesia dengan Belanda terkait Irian Barat. Tekanan yang bertubi-tubi ini kemudian hingga pada puncaknya yaitu kejatuhan Kabinet Natsir pada tanggal 21 Maret 1951 dan kemudian Natsir pun mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekarno.

Baca juga : Pemilu 1955, Latar Belakang, Kronologis, Hasil Dan Tujuan Diselenggarakannya

5. Susunan Menteri Pada Masa Kabinet Natsir

Di bawah ini ialah susunan menteri di bawah kabinet Natsir. Menteri-menteri dari adonan beberapa partai politik tersebut mempunyai kiprah yang sangat besar dikala itu, perhatikan susunannya di bawah ini.
               
1. Jabatan : Perdana Menteri
   Nama Menteri : Mohammad Natsir
   Nama Partai : Masyumi

2. Jabatan : Wakil Perdana Menteri
   Nama Menteri : Hamengkubuwono IX
   Nama Partai : -

3. Jabatan : Menteri Luar Negri
   Nama Menteri : Mr. Mohammad Roem
   Nama Partai : Masyumi

4. Jabatan : Menteri Dalam Negeri
   Nama Menteri : Mr. Assaat
   Nama Partai : -

5. Jabatan : Menteri Pertahanan
   Nama Menteri : Dr. Abdul Halim
   Nama Partai : -

6. Jabatan : Menteri Kehakiman
   Nama Menteri : Wongsonegoro
   Nama Partai : PIR

7. Jabatan : Menteri Penerangan
   Nama Menteri : Pellaupessy
   Nama Partai : Demokrat

8. Jabatan : Menteri Keuangan
   Nama Menteri : Syifruddin Prawiranegara
   Nama Prtai : Masyumi

9. Jabatan : Menteri Pertanian
   Nama Menteri : Tandiono Manu
   Nama Prtai : PSI

10. Jabatan : Menteri Perdagangan dan Perindustrian
    Nama Menteri : Dr. Sumitro Djojohadikusumo
    Nama Partai : PSI

12. Jabatan : Menteri Perhubungan
    Nama Menteri : Ir. Djuanda
    Nama Partai : -

Baca juga : Sejarah VOC 


Nah teman-teman semua, itulah beberapa ulasan sederhana dan singkat terkait Kabinet Natsir yang sanggup kami sampaikan untuk Anda semua. Semoga ulasan singkat di atas sanggup membantu teman-teman dalam mencari isu terkait kabinet Natsir. 

Belum ada Komentar untuk "Kabinet Natsir, Sejarah Pembentukan, Kegiatan Kerja Dan Kejatuhannya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel