Peninggalan Kerajaan Pajang, Kerajaan Penerus Kerajaan Islam Demak

Peninggalan Kerajaan Pajang, Kerajaan Penerus Kerajaan Islam Demak - Seperti kita ketahui bersama bahwa di Jawa ternyata juga mengalami perkembangan Islam yang sangat luar biasa. Setelah masa kejayaan Kerajaan Majaphit sirna, maka bermunculan lah kerajaan dengan basis iktikad Islam di Jawa. Kerajaan Islam pertama di Jawa yaitu Kerajaan Demak. Berdirinya Kerajaan Islam Demak ini diprakarsai oleh Walisongo sebagai tokoh utama penyebar Agama Islam ditanah Jawa. Kerajaan Demak merupakan salah satu kerajaan Islam yang berhasil menjadi pioner dalam penyebaran Islam di tanah Jawa. Nah, seusai Kerajaan Demak runtuh, maka kerajaan Islam di Jawa selanjutnya yaitu beralih kepada Kerajaan Pajang.

 Seperti kita ketahui bersama bahwa di Jawa ternyata juga mengalami perkembangan Islam yan Peninggalan Kerajaan Pajang, Kerajaan Penerus Kerajaan Islam Demak
Peninggalan Kerajaan Pajang

Bisa dikatakan Kerajaan Pajang merupakan penerus dari Kerajaan Islam Demak. Sejarah berdirinya Kerajaan Pajang sendiri tidak sanggup begitu saja dipisahkan dari kerajaan pendahulunya yaitu kerajaan Islam Demak. Kerajaan Pajang sendiri didirikan oleh Joko Tingkir, dan sekaligus sebagai raja pertama dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Joko Tingkir ini bergotong-royong sanggup dikatakan sebagai raja yang berprestasi dalam membawa masa Kejayaan Kerajaan Pajang. Namun dalam sejarah, hanya sidikit dongeng yang mengangkat kesuksesan Joko Tingkir. Sebagai kerajaan yang pernah berdiri, maka Pajang juga meninggalkan beberapa peninggalan sejarah.

Ada beberapa jenis peninggalan Kerajaan Pajang yang masih sanggup disaksikan hingga ketika ini. Peninggalan Kerajaan Pajang sendiri ada beberapa jenis, ada masjid, makam dan lain sebagainya. Nah, untuk lebih jelasnya mengenai peninggalan kerajaan Pajang, simak klarifikasi lengkap yang akan kami sampaikan di bawah ini.

Peninggalan Kerajaan Pajang


1. Peninggalan Kerajaan Pajang berupa Masjid Laweyan

Masjid peninggalan Kerajaan Pajang ini terletak di kampung batik Laweyan Solo, lebih tepatnya berada di Dusun Pajang RT 4 RW 4, Laweyan, Solo. Masjid Lawean mempunyai luas sekitar 162 meter persegi. Masjid Lawean ini diperkirakan dibangun pada tahun 1546 M. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Joko Tingkir di Kerajaan Pajang. Arsitektur dari bangunan Masjid Lawean ini sangat kental dengan nuansa gaya tradisional Jawa. Di sekitar Masjid Lawean ini ada beberapa makam para raja dan kerabat Kasunanan menyerupai makam Ki Ageng Henis.

2. Peninggalan Kerajaan Pajang berupa Makam Para Bangsawan

Peninggalan Kerajaan Pajang selanjutnya yaitu berupa makam para bangsawan. Makam para aristokrat ini berada di sekitar Masjid Laweyan yang di lingkungan Makamnya terdapat pohon langka yaitu Pohon Ngasari dengn usia diperkirakan mencapai 500 tahun. Pohon in ditafsirkan sebagai perwujudan penjaga makam yang berupa naga. Selain itu, pada pintu gerbang makam juga berada sebuah simbolisme dari Betari Durga.

Beberapa tokoh yang dimakamkan di sini diantaranya yaitu :
  • Kyai Ageng Henis
  • Susuhunan Paku Buwono
  • Permaisuri Paku Buwono V
  • Pangeran Widjil I Kadilangu
  • Nyai Ageng Pati
  • Nyai Pandanaran
  • Prabuwinoto anak bungsu dari Paku Buwono IX
  • Dalang Keraton Kasunanan Surakarta
  • Kyai Ageng Proboyekso


3. Peninggalan Kerajaan Pajang berupa Bandar Kabanaran

Bandar Kabanaran ini sanga terkait dengan keberadaan Ki Ageng Henis. Sejak tahun 1546, Kyai Ageng Henis bermukim di Laweyan dan mempunyai misi untuk berbagi Islam. Beliau juga menawarkan beberapa teknik dalam meembuat batik bagi para warga setempat. Dan, mulai ketika itulah kemudian dunia perdagangan dan perindustrian menjadi semakin ramai. Nah, untuk mendukung arus kemudian lintas perdagangan yang semakin maju inilah kemudian dibangun sebuah bandar atau pelabuhan di sebelah selatan Laweyan. Letaknya sempurna di sebelah tepi sungai Kabangan dan di sebelah timur Masjid Laweyan.

Bandar ini kemudian diberi nama dengan Bandar Kabanaran. Bandar ini mempunyai tugas yang sangat penting dalam menghubungkan Kerajaan Pajang, Kampung Laweyan dan Bandar Besar Nusupan yang berada di tepi Bengawan Solo.

4. Peninggalan Kerajaan Pajang berupa Pasar Laweyan

Peninggalan Kerajaan Pajang selanjutnya yaitu berupa pasar. Pasar yang disebut Pasar Laweyan ini letaknya yaitu di timur kampung Setono, di selatan Kampung Lor Pasar dan di utara Kampung Kidul Pasar. Pasar Laweyan ini sangat penting sebagai sentra transksi dan perdagangan materi pakaian dan kain tenun. Pasar Laweyan semakin penting sejak penduduk Laweyan memproduksi batik pada sekitar tahun 1546 M.

Memang kampung Laweyan ini sangat terkenal sebagai daerah peningalan Kerajaan Pajang. Seperti halnya dengan keberadaan tradisi membatik yang sudah mengakar di masyarakat. Kebudayaan tradisi membatik di Kampung Laweyan ini yaitu peninggalan Kerajaan Pajang. Teknik membatik dari masyarakat Laweyan sendiri pada awalnya yang mengenalkan yaitu Ki Ageng Henis yang merupakan penasihat spiritual di Kerajaan Pajang.

Nah teman-teman, itulah sedikit informasi mengenai peninggalan Kerajaan Pajang yang sanggup kami sampaikan untuk kalian semua. Semoga sedikit informasi mengenai peninggalan kerajaan Pajang di atas sanggup membantu menambah wawasan kita semua, terutama kepada sejarah Kerajaan Pajang yang sangat adiluhung tersebut.

Belum ada Komentar untuk "Peninggalan Kerajaan Pajang, Kerajaan Penerus Kerajaan Islam Demak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel