Mengenal Sejarah Islam Di Tanah Jawa
Mengenal Sejarah Islam di Tanah Jawa - Bagaimanakah bekerjsama perkembangan Islam di tanah Jawa? Pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai Islam khususnya keberadaannya di salah satu pulau besar Indonesia tersebut. Dengan adanya uraian mengenai hal ini kita bisa melihat bagaimana proses perkembangan Islam dari awal masuknya.
Untuk mengetahui sejarah Islam tersebut kita akan membahas beberapa hal penting yang mendukung atau melatarbelakangi masuknya agama Islam yaitu:
1. Keadaan, kondisi atau situasi tanah jawa sebelum Islam masuk yaitu kala 15
2. Kemunduran dan kebangkrutan Majapahit
Untuk mengetahui sejarah Islam tersebut kita akan membahas beberapa hal penting yang mendukung atau melatarbelakangi masuknya agama Islam yaitu:
1. Keadaan, kondisi atau situasi tanah jawa sebelum Islam masuk yaitu kala 15
2. Kemunduran dan kebangkrutan Majapahit
Dua hal tersebut akan menggiring kita untuk mengetahui lebih jauh mengenai Sejarah Islam di Tanah Jawa, untuk itu mari kita ikuti uraian lengkapnya berikut.
Situasi Tanah Jawa Awal Abad ke-15
Seorang Muslim Cina yang mengikuti perjalanan ke-7 Laksamana Cheng Ho ke Jawa yang berlangsung antara tahun 1431- 1433 M menuturkan wacana situasi sikap sosial masyarakat Jawa ketika itu, bahwa di Jawa ketika itu terdapat tiga golongan penduduk.
Golongan yang pertama yaitu penduduk Islam dari barat yang telah menjadi penduduk setempat. Pakaian dan masakan mereka higienis serta pantas. Golongan kedua yaitu orang-orang Cina yang lari dari negerinya dan menetap di Jawa. Pakaian dan masakan mereka baik dan banyak di antara mereka yang sudah masuk Islam serta taat melaksanakan amal ibadahnya. Sedangkan golongan ketiga yaitu penduduk orisinil yang sangat jorok dan hampir tidak berpakaian. Rambut mereka tidak disisir, kaki telanjang dan mereka sangat memuja roh.
Kebangkrutan Majapahit
Episode sejarah tanah Jawa mulai kurun awal masehi hingga kala ke-15 yaitu episode tumbuh dan jatuhnya kekuasaan kerajaan-kerajaan yang didominasi oleh keyakinan hindis dan budhis. Ideologisasi jawanisme ditandai dengan munculnya tokoh penuh ambisi politik dan kekuasaan yang berjulukan Ken Arok. Dia dari seorang biasa menjadi raja yang menguasai Singosari-Kediri. Ambisi Ken Arok yang menghalalkan segala cara untuk menduduki singgasana kerajaan melahirkan "karma" Mpu Gandring bahwa keserakahan kekuasaan akan membawa pada kebangkrutan dan kehancuran. Pada kenyataannya kejayaan Singosari tergantikan oleh kekuasaan Majapahit yang dirintis oleh Raden Wijaya mantan Senapati Singosari. Singosari Sirna Ing Bumi.
Dominasi tanah Jawa dilanjutkan oleh dinasti Raden Wijaya dalam kekuasan kerajaan Majapahit, dominasi Majapahit di tanah Jawa dimulai pada masa Tribuanatungga Dewi (1328- 1350) dan puncak kemegahan kerajaan Majapahit tercapai pada zaman kekuasaan prabu Hayam Wuruk (1350 – 1389). Dibawah pimpinan patih amangku bumi Gajah Mada semenjak pemerintahan Tribuana, tahun 1336 timbul gagasan untuk memperluas wilayah Nusantara di bawah kepemimpinan Majapahit.
Patih Gajah Mada mengumumkan kegiatan politiknya yang dikenal dengan sebutan "Sumpah Nusantara" atau " Sumpah Palapa". Diantara sumpahnya berbunyi : "Lamun huwus kalah nusantara, insun amukti palapa" artinya " jikalau nusantara telah tunduk, saya gres akan istirahat".
Pada tahun 1339, Adityawarman ditugaskan oleh Majapahit untuk memimpin pasukan melaksanakan perluasan ke Sumatera. Tentara Majapahit berhasil merebut kesultanan Kuntu/Kampar, kerajaan Haru, kerajaan Batak/Karo, kesultanan Aru/Baruman (semua di wilayah Jambi, Palembang, Toba, Kampar dll di Sumatera), tetapi ekspedisi Majapahit dipimpin Gajah Mada untuk melaksanakan penyerbuan ke wilayah Sumatera Utara yang ketika itu telah bangun Negara Islam Samudera Pasai ternyata gagal. Selanjutnya tidak banyak kisah apakah perluasan juga di lakukan ke wilayah lain di Nusantara menyerupai Kalimantan dan Sulawesi. Artinya Majapahit bekerjsama tidak pernah menguasai seluruh Nusantara.
Setelah patih Gajah Mada meninggal tahun 1364, sejarah Majapahit mulai suram, kebesarannya mulai pudar. Realisasi gagasan Nusantara yang dilakukan dengan susah payah dan berkat jerih payah Gajah Mada yang memperlihatkan kegemilangan kepada Majapahit mulai layu. Prabu Hayam Wuruk dan para patihnya tidak bisa membina keagungan Majapahit. Lambat-laun kesatuan Nusantara itu pecah berantakan, akhir kudeta antara para jago waris kerajaan dan perongrongan dari luar.
Awal tahun 1400-an terjadi perang antara Majapahit dengan Blambangan hampir dua tahun terus menerus, perang ini disebut dengan perang Paregreg. Perang perebutan hak kekuasaan antara putra mahkota dengan putra dari selir yang menimbulkan disintegrasinya Negara Kasatuan Republik Majapahit buatan Perdana Menteri Gajah Mada.
Kebangkrutan yang berakhir dengan keruntuhan Majapahit bukan saja dalam duduk kasus politik kekuasaan, tetapi juga dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Situasi sosio politik tanah Jawa yang didominasi Kerajaan Majapahit telah mengalami kemunduran yang sangat drastis, diantaranya disebabkan :
- Pertama, semenjak terjadinya perang paregreg, keberadaan Majapahit sebagai negara laut mengalami kemunduran, armada Majapahit tidak lagi efektif untuk di gerakan ke wilayah-wilayah di luar pulau Jawa.
- Kedua, kekuasaan Majapahit sudah kehilangan imbas di luar Jawa. Ini terbukti dengan terbaginya inti kekuasaan menjadi sembilan wilayah protorat dengan sentra kerajaan di Trowulan. Sembilan wilayah kekuasaan Majapahit itu yaitu Kahuripan, Daha, Wengker, Lasem, Matahun, Pajang, Pamanahan, Wirabhumi dan Trowulan.
- Ketiga, tumbuhnya kekuatan gres dari para pedagang muslim yang menggantikan kedudukan para pedagang non-muslim. Para pedagang muslim ini memperlihatkan donasi bagi terbentuknya komunitas muslim yang aman di wilayah-wilayah menyerupai Gresik, Demak, Jepara, Tuban yang dikembangkan oleh para wali.
- Keempat, Falsafah Linggaisme sebagai hasil Singkretis agama Syiwa-Budha yang terpengaruh oleh fatwa Yoga-Tantra dari sekte Sachta berkembang luas di daerah pedalaman, telah merusak pranata sosial. Gambaran Ajaran Yoga-Tantra yaitu Ma-lima, ia harus memakan lauk pauk dari daging (Mamsha) dan ikan (Matsya), sehabis itu minum-minuman keras (Madya) hingga mabuk, dalam keadaan mabuk itulah orang harus bersetubuh (Maithuna), setelah nafsunya terlampiaskan, seterusnya lalu ia melaksanakan semedi (mudra). Para penganut Yoga-Tantra meyakini dengan cara demikianlah mereka akan memperoleh kesaktian-kesaktian.
Dalam situasi kebangkrutan Majapahit inilah timbul secercah fajar dari timur yang bukan hanya memperlihatkan keinginan gres tetapi kenyataan hidup yang lebih baik.
Dakwah Islam di Tanah Jawa
Perkembangan Islam di Tanah Jawa tak terlepas dari dakwah yang dilakukan. Pada 1258, kota Baghdad yang selama lima kala menjadi sentra peradaban Islam dibawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah ditaklukan oleh bangsa Tartar, Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan, kekuasaan Islam Baghdad digantikan oleh Dinasti Mongolia yang beragama Nasrani Nestoria.
Hal ini yang menimbulkan kepemimpinan Islam bergeser di tangan para Ulama. Para Ulama lalu bergerak keluar kota Baghdad menuju wilayah Asia Selatan, Asia Timur dan Asia Tenggara, diantara mereka banyak yang menjadi Saudagar Islam. Daerah Turkestan, Bokhara dan Samarakand yaitu sentra perkembangan Islam (Maulana Malik Ibrahim berasal dari Samarakand).
Hal ini yang menimbulkan kepemimpinan Islam bergeser di tangan para Ulama. Para Ulama lalu bergerak keluar kota Baghdad menuju wilayah Asia Selatan, Asia Timur dan Asia Tenggara, diantara mereka banyak yang menjadi Saudagar Islam. Daerah Turkestan, Bokhara dan Samarakand yaitu sentra perkembangan Islam (Maulana Malik Ibrahim berasal dari Samarakand).
Pada masa ini terjadi kelahiran ulama-ulama populer diantaranya Imam Bukhori dari Samarakand. Persilangan ijab kabul antara keturunan Arab, Cina dengan India telah menimbulkan "kerumitan" sejarah dalam memilih asal-muasal Islam tiba ke Indonesia. "Teori Arab" merujuk kepada diantara silsilah para wali dari jalur pria yang membuktikan Trah Nabi Muhammad SAW, sementara "Teori Cina" merujuk kepada silsilah para wali dari garis perempuan. Sebelum kita lanjutkan, baca juga:
1) Sejarah singkat sunan ampel
2) Sejarah singkat sunan giri
1) Sejarah singkat sunan ampel
2) Sejarah singkat sunan giri
3) Mengenal islam lebih akrab dengan segala kenyataan yang ada
4) Mengenal islam duladi
5) Mengenal islam secara kaffah
6) Mengenal islam lebih dalam
7) Mengenal islam lebih jauh
8) Mengenal islam syiah
9) Mengenal islam dan mengapa kita berislam
Meskipun semenjak tahun 674 M, di Pantai Barat Sumatera sudah ada koloni-koloni saudagar yang berasal dari negeri Arab, meningkatnya keramaian perdagangan di pelabuhan-pelabuhan pesisir pantai Sumatera dan Jawa terjadi pada kurun kala ke-13 dan 14.
Sejalan dengan itu, kala ke-13 dalam sejarah Islam di Indonesia merupakan gelombang kedua dari dakwah Islam yang telah pelopori sebelumnya pada pada kala ke-7 atau masa Khalifah Rasyidiyah. Intensitas dakwah Islam di tanah Jawa, mempunyai beberapa fase perkembangan diantaranya:
Sejalan dengan itu, kala ke-13 dalam sejarah Islam di Indonesia merupakan gelombang kedua dari dakwah Islam yang telah pelopori sebelumnya pada pada kala ke-7 atau masa Khalifah Rasyidiyah. Intensitas dakwah Islam di tanah Jawa, mempunyai beberapa fase perkembangan diantaranya:
- Pertama, Dakwah Islam dilakukan oleh para pedagang Muslim dari Arab, India dan Cina kepada komunitas masyarakat biasa di pesisir utara pantai Jawa.
- Kedua, Dakwah Islam dilakukan secara Akseleratif oleh para Ulama yang populer dengan sebutan "Wali Sanga".
- Ketiga, Dakwah yang dilakukan secara Institusional oleh Negara Islam yaitu Negara Islam Demak dan Negara Islam Cirebon. Kedua negara ini berhasil meluluhlantakkan dua kerajaan yang mayoritas yaitu Majapahit dan Padjadjaran (Sunda dan Galuh).
Daftar Pustaka
Babad Demak: sejarah perkembangan Islam di tanah Jawa, Tunas Harapan, 2005.
Belum ada Komentar untuk "Mengenal Sejarah Islam Di Tanah Jawa"
Posting Komentar