Sejarah Singkat Petrus (Penembak Misterius)
Sejarah Petrus (Penembak Misterius) - Sisi kelam pemerintahan Soeharto. Pagi itu, di pinggir Jalan Jenderal Sudirman Semarang seputar tempat perumahan Cakrawala Semarang, tak jauh dari pompa bensin (kini sudah gulung tikar, red), ramai orang berkerumun. Mereka mengelilingi sebuah karung goni tergeletak di antara lalat-lalat hijau. Bagian atas karung tidak terikat, dan menyembul wajah pucat menyeringai. Sesosok jenazah laki-laki muda telanjang dada dan penuh tato terlihat. Orang-orang bergunjing. Ini ialah jenazah kali kesekian yang ditemukan tergeletak di tepi jalan.
Beberapa hari kemudian, di tempat Jalan Hasanudin juga didapati jenazah dengan kondisi serupa. Tetapi tidak terbungkus. Tergeletak begitu saja, di bawah tiang listrik. Wajahnya juga menyeringai menyerupai menahan takut dan sakit yang amat sangat. Mereka menamakan pria-pria malang itu sebagai korban petrus (penembak misterius).Hampir tiap pagi orang menjumpai jenazah menyerupai itu. Hampir seluruh korban ialah laki-laki bertato, dan belakangan diketahui mereka ialah yang dikenal sebagai bromocorah, gali, preman, dan segolongan mereka. Sebelum lebih jauh membahas mengenai hal ini mari baca juga:
1) Sejarah terbentuknya voc
2) Sejarah singkat sunan ampel
3) Masuk dan berkembangnya agama islam di Indonesia
Para korban sebagian besar tewas alasannya ditembak, tetapi sebagian yang lain mati tercekik, atau terjerat lehernya. Bahkan dongeng dari ekspresi ke ekspresi lebih sadis dari itu. Para korban ada yang disergap di tengah jalan. Tapi tak jarang mereka dihukum di depan anak-istri mereka. Jika ditangkap di depan khalayak, mereka dibawa ke dalam mobil. Beberapa ketika kemudian ia disuruh berlari, dan … dorr!
1) Sejarah terbentuknya voc
2) Sejarah singkat sunan ampel
3) Masuk dan berkembangnya agama islam di Indonesia
Para korban sebagian besar tewas alasannya ditembak, tetapi sebagian yang lain mati tercekik, atau terjerat lehernya. Bahkan dongeng dari ekspresi ke ekspresi lebih sadis dari itu. Para korban ada yang disergap di tengah jalan. Tapi tak jarang mereka dihukum di depan anak-istri mereka. Jika ditangkap di depan khalayak, mereka dibawa ke dalam mobil. Beberapa ketika kemudian ia disuruh berlari, dan … dorr!
'Pesan'
Banyak jenazah para korban seperti sengaja diletakkan di tempat ramai, seolah menjadi "pesan" kepada para preman dan penjahat untuk tidak macam-macam lagi. Tak ayal kondisi ini menciptakan kelompok hitam, atau bahkan siapa saja yang di tubuhnya terdapat tato amat cemas, menunggu "Kapan giliran saya?". Beberapa di antara mereka berusaha menghilang sejauh mungkin, atau melenyapkan tato di tubuhnya."Pada suatu tengah malam, ketika kami sedang ngobrol, tiba sebuah mobil. Lalu dari dalam kendaraan beroda empat itu berhamburan 4-5 orang. Kami kalang kabut menyelamatkan diri berlarian ke sawah. Besoknya saya sanggup kabar Mas Ripto ditemukan tewas. Di lehernya menyerupai ada bekas jeratan." Begitulah tutur seorang warga Tawangsari.
Ripto pada masanya dikenal sebagai pimpinan sebuah geng. Dia amat disegani, bahkan ditakuti bersama (waktu itu) kelompok Kisromi dari tempat Krobokan. Reputasi di dunia hitam menempatkannya pada sasaran Petrus. Kabar tewas nya Ripto menciptakan rekan-rekannya terpencarpencar menyelamatkan diri. Begitu juga dengan mereka yang merasa mempunyai catatan di dunia hitam. Misalnya Wagiman seorang tukang copet terminal.
"Wah, saya betul-betul takut. Waktu Petrus mulai dulu, saya gres saja berumur 18 tahun. Saya sudah dua tahun "kerja" waktu itu. Karena kata orang yang dicari-cari itu yang bertato, tato di tangan dan di punggung saya, saya setrika. Karena masih khawatir juga, saya lari ke Riau dan sembunyi di kampung- kampung di sana selama empat tahun. Baru setelah agak kondusif saya kembali lagi ke sini, dan mulai lagi 'kerja". Habis bagaimana lagi! Saya perlu makan. Jadi, terpaksa yaa kerja copet ini saja. Saya biasa beroperasi di terminal dan dalam bus rute Semarang – Yogyakarta. Masak orang kayak saya ini yang ditembak. Kalau mau ditembak, ya …, koruptor-koruptor itulah!" Trauma Berapa sebetulnya angka korban petrus? Sulit mencari data resmi alasannya ini operasi tertutup.
Beberapa orang menyebut, Petrus yang berlangsung tahun 1983-1985 memakan korban 5.000 orang. Namun ada pula yang menyebut angka 10.000 orang. Petrus tak hanya menjadi horor bagi mereka yang masuk daftar golongan hitam. Keluarga mereka pun tak urung dilanda ketakutan dan stress berat sepanjang hidup mereka. Ini juga yang diakui oleh Lita BM. Wanita asal Semarang putri dari Bathi Mulyono.Bathi ialah pimpinan para mantan narapidana yang tergabung dalam organisasi Fajar Menyingsing. Dia lolos dari incaran Petrus, dan sempat menghilang beberapa tahun. Hilangnya Bathi ini menyisakan pengalaman traumatik bagi Lita.
"Aku salah satu korban operasi Petrus itu. Ayahku hilang dalam peristiwa berdarah yang hingga kini tak pernah terungkap itu," kata Lita. (Sejarah Singkat Petrus (Penembak Misterius)
Untuk mengungkapkan perasaan gundahnya, Lita yang juga penyanyi ini kemudian merilis sebuah album berjudul Tirai Kelahiran "83. Lita mengaku tidak ingin mencari keadilan dengan meluncurkan album ini, namun ia berharap sebagai aktualisasi diri saja. Kalaulah ada nilainya, sekadar sebagai pengingat biar tidak terjadi lagi kejadian pembunuhan massal menyerupai itu lagi.
"Harapanku, apa yang terjadi padaku tidak terjadi pada orang lain. Jujur saja, sangat menyakitkan. Aku hanya sanggup sampaikan lewat lagu apa yang saya rasakan semenjak kecil," tutur Lita yang sempat ditempa olah vokal oleh Uci dari Elfa"s, kepribadian dengan pemain drama Didi Petet, dan Shahnaz Haque.
Jika biasanya launching dan promo dilakukan di sebuah kafe atau restauran, Lita melantunkan lagu-lagunya dengan karaoke di sebuah demonstrasi massa. Di depan Istana Merdeka lagi. Hal itu berlangsung Kamis (24/1) siang lalu, di tengah-tengah demonstrasi para korban kemanusiaan kejahatan rezim Orde Baru, yang dikoordinasi Kontras. Demo itu antara lain menyuarakan kasus Semanggi, pembunuhan Munir, Penembakan Misterius (Petrus), kejadian Tanjung Priok dll, bersamasama mahasiswa dan LSM
Habisi Penjahat Dekil Hingga Mesin Politik
BENARKAH Soeharto dalang di balik Petrus? Dalam dokumen yang dimiliki Kontras, Petrus berawal dari operasi penanggulangan kejahatan di Jakarta. Pada tahun 1982, Soeharto memperlihatkan penghargaan kepada Kapolda Metro Jaya, Mayjen Pol Anton Soedjarwo atas keberhasilan membongkar perampokan yang meresahkan masyarakat.
Pada Maret tahun yang sama, di hadapan Rapim ABRI (sekarang TNI), Soeharto meminta polisi dan ABRI mengambil langkah pemberantasan yang efektif menekan angka kriminalitas. Hal yang sama diulangi Soeharto dalam pidatonya tanggal 16 Agustus 1982.
Permintaannya ini disambut oleh Pangkopkamtib Laksamana Soedomo dalam rapat koordinasi dengan Pangdam Jaya, Kapolri, Kapolda Metro Jaya dan Wagub DKI Jakarta di Markas Kodam Metro Jaya tanggal 19 Januari 1983. Dalam rapat itu diputuskan untuk melaksanakan Operasi Clurit di Jakarta, langkah ini kemudian diikuti oleh kepolisian dan ABRI di masing-masing kota dan provinsi lainnya.
Operasi Clurit yang notabene sama dengan Petrus ini memang signifikan, untuk tahun 1983 saja tercatat 532 orang tewas, 367 orang di antaranya tewas akhir luka tembakan.
Tahun 1984 ada 107 orang tewas, di antaranya 15 orang tewas ditembak. Tahun 1985 tercatat 74 orang tewas, 28 di antaranya tewas ditembak. Para korban Petrus sendiri ketika ditemukan masyarakat dalam kondisi tangan dan lehernya terikat. Kebanyakan korban juga dimasukkan ke dalam karung yang ditinggal di pinggir jalan, di depan rumah, dibuang ke sungai, laut, hutan dan kebun. Pola pengambilan para korban kebanyakan diculik oleh orang tak dikenal dan dijemput abdnegara keamanan.
Mesin politik
Menarik menyimak ucapan yang dilontarkan Bathi Mulyono yang dekat disapa BM. Mantan pimpinan Fajar Menyingsing, organisasi eks bromocorah yang eksis di Jawa Tengah sebelum peristiwa penembakan misterius (Petrus) 1983. Menurut BM yang pernah terlibat dalam berbagai operasi politik, Petrus bukan hanya ditujukan bagi penjahat kerah dekil semata, tapi juga menghabisi mesin politik partai yang berkuasa waktu itu setelah selesai dimanfaatkan. Istilahnya habis manis sepah dibuang!
Soal penanganan terhadap penjahat, BM yang selama 1,5 tahun sembunyi di hutan Gunung Lawu sepakat dengan pernyataan mantan wapres Adam Malik, jangan mentang-mentang penjahat kerah dekil eksklusif ditembak, bila perlu diadili hari ini eksklusif besoknya dihukum mati. Makara syarat sebagai negara aturan sudah terpenuhi. Adam Malik mengingatkan, setiap perjuangan yang bertentangan dengan aturan akan membawa negara ini pada kehancuran. (Sinar Harapan, 25 Juli 1983)
Masalah Petrus waktu itu memang jadi informasi hangat, ada yang pro dan kontra, baik dari kalangan hukum, politisi hingga pemegang kekuasaan. Petrus pertama kali dilancarkan di Yogyakarta dan diakui terus terang Dandim 0734 Letkol CZI M Hasbi (kini Wakil Ketua DPRD Jateng, red) sebagai operasi pencucian para gali (Kompas, 6 April 1983). Hasbi menyebutkan, landasan aturan operasi yang ditanganinya ialah Operasi Clurit. Sedang landasan pelaksanaannya ialah tingkat keresahan masyarakat. (Kompas, 15 April 1983). Pengakuan operasi ini juga dikemukakan Panglima Kowilhan II Jawa-Madura Letjen Tentara Nasional Indonesia Yogie S Memet yang punya rencana mengembangkannya. (Kompas, 30 April 1983). Akhirnya gebrakan itu dilanjutkan di banyak sekali kota lain, hanya saja dilaksanakan secara tertutup. Sejarah Singkat Petrus (Penembak Misterius)
Kadapol IX/Jateng Mayjen (Pol) Montolalu di Semarang menegaskan, abdnegara keamanan bertekad menurunkan angka kejahatan, walaupun harus ditempuh dengan banyak sekali cara yang lunak hingga tindakan keras. Selama tiga bulan operasi penumpasan kejahatan di Semarang dan Solo, polisi berhasil menangkap 1.091 penjahat. Di antaranya 29 orang tewas tertembak dan empat lainnya tewas dikeroyok massa yang menangkap. (Kompas, 23 Juni 1983).
Jika di Yogyakarta dan Jateng ada "pengakuan " operasi pemberantasan kejahatan, tapi di daerah lain tidak diakui. Contohnya, Pangdam V Jaya/Pangkopkamtibda Mayjen Tentara Nasional Indonesia Try Sutrisno bersama Deputy Kapolri Letjen Pol Drs Pamudji dan Kadapol Metro Jaya, Mayjen Pol Drs R Soedjoko akhir pertemuan menyampaikan di wilayah aturan Laksusda Jaya tidak ada penembakan misterius. "Yang menyebut ada penembakan misterius hanyalah media massa sendiri," ujarnya. (Sinar Harapan dan Berita Harian Gala, 24 Juni 1983).
Sementara itu Amir Machmud, Ketua MPR/DPR akhir konsultasi dengan Presiden Soeharto di Binagraha, secara pribadi menyatakan sepakat mengenai adanya penembak-penembak misterius dalam menumpas pelaku kejahatan. Demi untuk memperlihatkan rasa kondusif kepada 150 juta rakyat Indonesia, tidak keberatan apabila ratusan orang pelaku kejahatan harus dikorbankan. (Sinar Harapan, 21 Juli 1983).
"Penjahat mati misterius tidak perlu dipersoalkan, " kata Kepala BAKIN Yoga Sugama akhir melapor kepada Presiden Soeharto di Bina Graha. Diungkapkan adanya surat Amnesti Internasional, yang katanya mempersoalkan iniitu, termasuk penjahat terbunuh di Indonesia. "Ini merupakan kepentingan yang lebih besar daripada mempersoalkan penjahat yang mati misterius, dan persoalan-persoalan asas yang dipermasalahkan," tambahnya. (Berita Harian Gala, 25 Juli 1983).
Lain lagi pendapat Wakil Ketua DPA (Dewan Pertimbangan Agung) Ali Murtopo, yang menyampaikan penembakan misterius yang terjadi selama ini "dapat" dipertanggungjawabkan dan itu justru berdasarkan ketentuanketentuan yang berlaku di dalam pelaksanaan kiprah Hankam. "Saya melihat sistem konvensional ini sudah tidak sanggup mengatasi kasus kriminal yang terjadi di Indonesia, maka ini harus diambil satu pertimbangan, kriminalitas dibasmi atau tidak. Makara keputusannya dibasmi demi kepentingan rakyat," kata Ali Murtopo bersama pimpinan DPA M Panggabean, Wakil Ketua HJ Naro dan Sapardjo setelah konsultasi dengan Presiden Soeharto di Bina Graha (Sinar Harapan, 28 Juli 1983).
Tentu saja ada pandangan yang tidak sepakat operasi semacam Petrus. Wakil Sekretaris Fraksi Karya Pembangunan (FKP: fraksinya Golkar, red) Oka Mahendra SH menanggapi soal kasus "gali" mengatakan, sedikitnya ada empat aspek yang harus diperhatikan, yaitu aspek keamanan, sosial, ekonomi dan politik. "Memang aspek keamanan lebih menonjol, tapi tidak berarti aspek lainnya sanggup ditinggalkan! Untuk itu para petugas keamanan biar tidak hanya terpukau pada aspek yang menonjol itu saja, tapi harus mendalami keseluruhan permasalahannya, " kata anggota dewan yang membawahi kasus Depdagri (Kompas, 16 April 1983).
Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Adnan Buyung Nasution SH menyatakan, kalau perjuangan pemberantasan kejahatan dilakukan hanya dengan main tembak tanpa melalui proses pengadilan maka hal itu tidak menjamin adanya kepastian aturan dan keadilan. Padahal kedua kasus tersebut merupakan tuntutan hakiki yang diperjuangkan orang semenjak zaman Romawi Kuno. Jika cara-cara menyerupai itu terus dilakukan maka lebih baik forum pengadilan dibubarkan saja. "Jika ada pejabat apapun pangkatnya dan kedudukannya, menyampaikan tindakan main dor-doran itu benar, saya tetap menyampaikan hal itu ialah salah," tegas Buyung. (Sinar Harapan, 6 Mei 1983).
"Sekalipun mereka penjahat, namun sebagai insan berhak menerima keadilan melalui forum peradilan. Dan menembak ditempat, walaupun oleh petugas Negara, terperinci bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan," kata Ketua Yayasan LBH (Sinar Harapan, 14 Mei 1983).
Jika kini muncul tuntutan pertanggungjawaban atas peristiwa Petrus, siapa yang harus bertanggung jawab? "Jadi berdasarkan saya, tidak ada prajurit yang salah. Semua tanggung jawab di bahu pimpinan. Siapa? Soeharto! Itu sesuai pengakuannya dalam buku biografi berjudul Soeharto, Pikiran dan Tindakan Saya hasil wawancara Ramadhan KH dan G Dwipayana, tegas Bathi Mulyono yang tak ada tato satu pun di tubuhnya.
Daftar Pustaka
http://litabm.wordpress.com/2008/03/08/petrus-sisi-kelam-pemerintahan-soeharto-1/
http://id.wikipedia.org/wiki/Penembakan_misterius
http://sadarsejarah.wordpress.com/2010/07/22/menguak-dalang-petrus/
http://bpn16.wordpress.com/2010/09/13/petrus-sisi-kelam-pemerintahan-soeharto/
Belum ada Komentar untuk "Sejarah Singkat Petrus (Penembak Misterius)"
Posting Komentar