Sejarah Singkat Reformasi Di Indonesia

Sejarah Singkat Reformasi di Indonesia - Melengkapi pembahasan seputar sejarah Indonesia sebelumnya kali ini kita akan berbicara mengenai bagaimana sejarah reformasi yang terjadi di negara Indonesia. Pembahasan ini diperlukan bisa menambah informasi dan sebagai sarana pembelajaran sejarah bagi kita semua. Seperti kita tahu sejarah yakni guru yang terbaik dalam memperlihatkan pengetahuan yang bermanfaat.

Pembahasan sejarah singkat kali ini paling tidak akan berisi banyak sekali hal yang berkaitan dengan reformasi Indonesia yang dimulai ketika berakhirnya masa pemerintahan orde baru. Bagaimanakah sejarah terjadinya reformasi tersebut, apakah latar belakang reformasi Indonesia, bagaimana penyebab reformasi di Indonesia dan apa saja manfaat adanya reformasi tersebut, banyak sekali hal tersebut mudah-mudaha bisa terjawab dengan pembahasan ini.

Pada materi Sejarah Singkat Reformasi di Indonesia ini kita akan mempelajari beberapa hal seputar reformasi. Yang akan kita bahas tersebut mencakup kronologi kejadian reformasi hingga pada kondisi sosial dan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia semenjak terjadinya reformasi tersebut. Ringkasnya materi ini akan terdiri beberapa hal di bawah ini.

1) Berakhirnya pemerintahan orde baru 
2) Perkembangan politik dan ekonomi pada masa reformasi 
3) Perkembangan politik sehabis 21 Mei 1998 
4) Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat semenjak reformasi

Supaya lebih jelas, satu persatu pembahasan tersebut akan dikupas secara lebih rinci dan mendalam. Tak lupa, jikalau ada kesalahan dalam memaparkan materi ini mohon maaf dan mohon koreksinya. Selanjutnya mari kita baca pribadi materi sejarah tersebut di bawah ini.

A. BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN ORDE BARU
Keberhasilan Pemerintahan Orde Baru dalam melaksanakan pembangunan ekonomi, harus diakui sebagai suatu prestasi besar bagi bangsa Indonesia. Di tambah dengan meningkatnya sarana dan prasarana fisik infrastruktur yang sanggup dinikmati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.Namun, keberhasilan ekonomi maupun infrastruktur Orde Baru kurang diimbangi dengan pembangunan mental (character building) para pelaksana pemerintahan (birokrat), pegawanegeri keamanan maupun pelaku ekonomi (pengusaha / konglomerat). Kalimaksnya, pada pertengahan tahun 1997, korupsi, kongkalikong dan nepotisme (KKN) yang sudah menjadi budaya (bagi penguasa, pegawanegeri dan penguasa)

1. Munculnya Reformasi
Banyak hal yang mendorong timbulnya reformasi pada masa pemerintahan Orde Baru, terutama terletak pada ketidakadilan di bidang politik, ekonomi dan hukum. Tekad Orde Baru pada awal kemunculannya pada tahun 1966 yakni akan melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Setelah Orde Baru memegang tumpuk kekuasaan dalam mengendalikan pemerintahan, muncul suatu cita-cita untuk terus menerus mempertahankan kekuasaannya atau status quo. Hal ini menimbulkan akses-akses nagatif, yaitu semakin jauh dari tekad awal Orde Baru tersebut. Akhirnya penyelewengan dan penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang terdapat pada Undang-Undang Dasar 1945, banyak dilakukan oleh pemerintah Orde Baru.

2. Krisi Politik
Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan menimbulkan permasalahan politik. Ada kesan kedaulatan rakyat berada di tangan sekelompok tertentu, bahkan lebih banyak di pegang oleh para penguasa. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 2 telah disebutkan bahwa "Kedaulatan yakni ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR". Pada dasarnya secara de jore (secara hukum) kedaulatan rakyat tersebut dilakukan oleh MPR sebagai wakil-wakil dari rakyat, tetapi secara de facto (dalam kenyataannya) anggota MPR sudah diatur dan direkayasa, sehingga sebagian besar anggota MPR itu diangkat menurut ikatan kekeluargaan (nepotisme).

Keadaan menyerupai ini menjadikan munculnya rasa tidak percaya kepada institusi pemerintah, DPR, dan MPR. Ketidak percayaan itulah yang menimbulkan munculnya gerakan reformasi. Gerakan reformasi menuntut untuk dilakukan reformasi total di segala bidang, termasuk keanggotaan dewan perwakilan rakyat dam MPR yang dipandang sarat dengan nuansa KKN.

Gerakan reformasi juga menuntut supaya dilakukan pembaharuan terhadap lima paket undang-undang politik yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan, di antaranya :
• UU No. 1 Tahun 1985 perihal Pemilihan Umum
• UU No. 2 Tahun 1985 perihal Susunan, Kedudukan, Tugas dan Wewenang dewan perwakilan rakyat / MPR
• UU No. 3 Tahun 1985 perihal Partai Politik dan Golongan Karya.
• UU No. 5 Tahun 1985 perihal Referendum
• UU No. 8 Tahun 1985 perihal Organisasi Massa.

Perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional dianggap telah menimbulkan ketimpangan ekonomi yang lebih besar. Monopoli sumber ekonomi oleh kelompok tertentu, konglomerasi, tidak mempu menghapuskan kemiskinan pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Kondisi dan situasi Politik di tanah air semakin memanas sehabis terjadinya kejadian kelabu pada tanggal 27 Juli 1996. Peristiwa ini muncul sebagai akhir terjadinya pertikaian di dalam internal Partai Demokrasi Indonesia (PDI).Krisis politik sebagai faktor penyebab terjadinya gerakan reformasi itu, bukan hanya menyangkut problem sekitar konflik PDI saja, tetapi masyarakat menuntut adanya reformasi baik didalam kehidupan masyarakat, maupun pemerintahan Indonesia. Di dalam kehidupan politik, masyarakat beranggapan bahwa tekanan pemerintah pada pihak oposisi sangat besar, terutama terlihat pada perlakuan keras terhadap setiap orang atau kelompok yang menentang atau memperlihatkan kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil atau dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, masyarakat juga menuntut supaya di memutuskan perihal pembatasan masa jabatan Presiden.

Terjadinya ketegangan politik menjelang pemilihan umum tahun 1997 telah memicu munculnya kerusuhan gres yaitu konflik antar agama dan etnik yang berbeda. Menjelang final kampanye pemilihan umum tahun 1997, meletus kerusuhan di Banjarmasin yang banyak memakan korban jiwa. Pemilihan umum tahun 1997 ditandai dengan kemenangan Golkar secara mutlak. Golkar yang meraih kemenangan mutlak memberi dukungan terhadap pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden dalam Sidang Umum MPR tahun 1998 – 2003. Sedangkan di kalangan masyarakat yang dimotori oleh para mahasiswa berkembang arus yang sangat berpengaruh untuk menolak kembali pencalonan Soeharto sebagai Presiden. Dalam Sidang Umum MPR bulan Maret 1998 Soeharto terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia dan BJ. Habibie sebagai Wakil Presiden. Timbul tekanan pada kepemimpinan Presiden Soeharto yang tiba dari para mahasiswa dan kalangan intelektual.

3. Krisis Hukum
Pelaksanaan aturan pada masa pemerintahan Orde Baru terdapat banyak ketidakadilan. Sejak munculnya gerakan reformasi yang dimotori oleh kalangan mahasiswa, problem aturan juga menjadi salah satu tuntutannya. Masyarakat menghendaki adanya reformasi di bidang aturan supaya sanggup mendudukkan masalah-masalah aturan pada kedudukan atau posisi yang sebenarnya.

4. Krisis Ekonomi
Krisis moneter yang melanda Negara-negara di Asia Tenggara semenjak bulan Juli 1996, juga mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata belum bisa untuk menghadapi krisi global tersebut. Krisi ekonomi Indonesia berawal dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

Ketika nilai tukar rupiah semakin melemah, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 0% dan berakibat pada iklim bisnis yang semakin bertambah lesu. Kondisi moneter Indonesia mengalami keterpurukan yaitu dengan dilikuidasainya sejumlah bank pada final tahun 1997. Sementara itu untuk membantu bank-bank yang bermasalah, pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (KLBI). Ternyata udaha yang dilakukan pemerintah ini tidak sanggup memperlihatkan hasil, lantaran pinjaman bank-bank bermasalah tersebut semakin bertambah besar dan tidak sanggup di kembalikan begitu saja. Krisis moneter tidak hanya menimbulkan kesulitan keuangan Negara, tetapi juga telah menghancurkan keuangan nasional.Memasuki tahun anggaran 1998 / 1999, krisis moneter telah mempengaruhi acara ekonomi yang lainnya. Kondisi perekonomian semakin memburuk, lantaran pada final tahun 1997 persedian sembilan materi pokok sembako di pasaran mulai menipis. Hal ini menimbulkan harga-harga barang naik tidak terkendali. Kelaparan dan kekurangan makanan mulai melanda masyarakat. Untuk mengatasi kesulitan moneter, pemerintah meminta dukungan IMF. Namun, kucuran dana dari IMF yang sangat di harapkan oleh pemerintah belum terelisasi, walaupun pada 15 januari 1998 Indonesia telah menandatangani 50 butir kesepakatan (letter of intent atau Lol) dengan IMF.

Faktor lain yang menimbulkan krisis ekonomi yang melanda Indonesia tidak terlepas dari problem utang luar negeri. Utang Luar Negeri Indonesia Utang luar negeri Indonesia menjadi salah satu faktor penyebab munculnya krisis ekonomi. Namun, utang luar negeri Indonesia tidak sepenuhnya merupakan utang Negara, tetapi sebagian lagi merupakan utang swasta. Utang yang menjadi tanggungan Negara hingga 6 februari 1998 mencapai 63,462 miliar dollar Amerika Serikat, utang pihak swasta mencapai 73,962 miliar dollar Amerika Serikat - Sejarah Reformasi di Indonesia. Akibat dari utang-utang tersebut maka kepercayaan luar negeri terhadap Indonesia semakin menipis. Keadaan menyerupai ini juga dipengaruhi oleh keadaan perbankan di Indonesia yang di anggap tidak sehat lantaran adanya kongkalikong dan korupsi serta tingginya kredit macet. Penyimpangan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 Pemerintah Orde Baru memiliki tujuan menjadikan Negara Republik Indonesia sebagai Negara industri, namun tidak mempertimbangkan kondisi riil di masyarakat. Masyarakat Indonesia merupakan sebuah masyarakat agrasis dan tingkat pendidikan yang masih rendah.

Sementara itu, pengaturan perekonomian pada masa pemerintahan Orde Baru sudah jauh menyimpang dari sistem perekonomian Pancasila. Dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tercantum bahwa dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Sebaliknya, sistem ekonomi yang berkembang pada masa pemerintahan Orde Baru yakni sistem ekonomi kapitalis yang dikuasai oleh para konglomerat dengan banyak sekali bentuk monopoli, oligopoly, dan diwarnai dengan korupsi dan kolusi.

Pola Pemerintahan Sentralistis Sistem pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru bersifat sentralistis. Di dalam pelaksanaan teladan pemerintahan sentralistis ini semua bidang kehidupan berbangsa dan bernegara diatur secara sentral dari pusat pemerintah yakni di Jakarta.Pelaksanaan politik sentralisasi yang sangat menyolok terlihat pada bidang ekonomi. Ini terlihat dari sebagian besar kekayaan dari daerah-daerah diangkut ke pusat. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan pemerintah dan rakyat di kawasan terhadap pemerintah pusat. Politik sentralisasi ini juga sanggup dilihat dari teladan pemberitaan pers yang bersifat Jakarta-sentris, lantaran pemberitaan yang berasala dari Jakarta selalu menjadi informasi utama. Namun kejadian yang terjadi di kawasan yang kurang kaitannya dengan kepentingan pusat biasanya kalah bersaing dengan berita-barita yang terjadi di Jakarta dalam merebut ruang, halaman, walaupun yang memberitakan itu pers daerah.

5. Krisis Kepercayaan
Demontrasi di lakukan oleh para mahasiswa bertambah gencar sehabis pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Puncak agresi para mahasiswa terjadi tanggal 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti Jakarta. Aksi mahasiswa yang semula tenang itu menjelma agresi kekerasan sehabis tertembaknya empat orang mahasiswa Trisakti yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri Hartanto, Hendriawan Lesmana, dan Hafidhin Royan.Tragedi Trisakti itu telah mendorong munculnya solidaritas dari kalangan kampus dan masyarakat yang menantang kebijakan pemerintahan yang dipandang tidak demokratis dan tidak merakyat.

Soeharto kembali ke Indonesia, namun tuntutan dari masyarakat supaya Presiden Soeharto mengundurkan diri semakin banyak disampaikan. Rencana kunjungan mahasiswa ke Gedung dewan perwakilan rakyat / MPR untuk melaksanakan obrolan dengan para pimpinan dewan perwakilan rakyat / MPR akhirnya menjelma mimbar bebas dan mereka menentukan untuk tetap tinggal di gedung wakil rakyat tersebut sebelum tuntutan reformasi total di penuhinya. Tekanan-tekanan para mahasiswa lewat demontrasinya supaya presiden Soeharto mengundurkan diri akhirnya mendapat jawaban dari Harmoko sebagai pimpinan dewan perwakilan rakyat / MPR. Maka pada tanggal 18 Mei 1998 pimpinan DPR/MPR mengeluarkan pernyataan supaya Presiden Soeharto mengundurkan diri. Presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat di Jakarta. Kemudian Presiden mengumumkan perihal pembentukan Dewan Reformasi, melaksanakan perubahan kabinet, segera melaksanakan Pemilihan Umum dan tidak bersedia dicalonkan kembali sebagai Presiden.Dalam perkembangannya, upaya pembentukan Dewan Reformasi dan perubahan kabinet tidak sanggup dilakukan. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri/berhenti sebagai Presiden Republik Indonesia dan menyerahkan Jabatan Presiden kepada Wapres Republik Indonesia, B.J. Habibie dan pribadi diambil sumpahnya oleh Mahkamah Agung sebagai Presiden Republik Indonesia yang gres di Istana Negara.

B. PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI PADA MASA REFORMASI
1. Munculnya Gerakan Reformasi
Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan usang dengan tatanan perikehidupan yang gres dan secara aturan menuju ke arah perbaikan. Gerakan reformasi, pada tahun 1998 merupakan suatu gerakan untuk mengadakan pembaharuan dan perubahan, terutama perbaikan dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan hukum. Buah usaha dari reformasi itu tidak sanggup dipetik dalam waktu yang singkat, namun membutuhkan proses dan waktu. Masalah yang sangat mendesak, yakni upaya untuk mengatasi kesulitan masyarakat banyak perihal problem kebutuhan pokok (sembako) dengan harga yang terjangkau oleh rakyat.

Sementara itu, melihat situasi politik dan kondisi ekonomi Indonesia yang semakin tidak terkendali, rakyat menjadi semakin kritis menyatakan pemerintah Orde Baru tidak berhasil membuat kehidupan masyarakat yang makmur, adil, dan sejahtera. Oleh lantaran itu, munculnya gerakan reformasi bertujuan untuk memperbaharui tatanan kehidupan bermasyarakat - Sejarah Singkat Reformasi di Indonesia, berbangsa dan bernegara.

Beberapa agenda reformasi yang disuarakan para mahasiswa anatara lain sebagai berikut :
• Adili Soeharto dan kroni-kroninya.
• Amandemen Undang-Undang Dasar 1945
• Penghapusan Dwi Fungsi ABRI
• Otonomi kawasan yang seluas-luasnya
• Supremasi hokum
• Pemerintahan yang berisi dari KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).

2. Kronologi Reformasi
Pada awal bulan Maret 1998 melalui Sidang Umum MPR, Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden Republik Indonesia, serta melaksanakan peresmian Kabinet Pembangunan VII. Namun pada ketika itu semakin tidak kunjung membaik. Perekonomian mengalami kemerosotan dan problem sosial semakin menumpuk. Kondisi dan siutasi menyerupai ini mengundang keprihatinan rakyat.Mamasuki bulan Mei 1998, para mahasiswa dari banyak sekali kawasan mulai bergerak menggelar demostrasi dan agresi keprihatinan yang menuntut turunya Soeharto dari bangku kepresidenannya.Pada tanggal 12 Mei 1998 dalam agresi unjuk rasa mahasiswa Universitas Trisakti, terjadi bentrokan dengan pegawanegeri keamanan yang menimbulkan tertembaknya empat mahasiswa hingga tewas.

Pada tanggal 19 Mei 1998 puluhan ribu mahasiswa dari banyak sekali sekolah tinggi tinggi di Jakarta dan sekitarnya berhasil menduduki Gedung DPR/MPR. Pada tanggal itu pula di Yogyakarta terjadi kejadian bersejarah. Kurang lebih sejuta umat insan berkumpul di alun-alun utara kraton Yogyakarta untuk mndengarkan maklumat dari Sri Sultan Hamengku Bowono X dan Sri Paku Alam VII. Inti isi dari maklumat itu yakni menganjurkan kepada seluruh masyarakat untuk menggalang persatuan dan kesatuan bangsa. Pada tanggal 20 Mei 1998, Presiden Soeharto mengundang tokoh-tokoh bangsa Indonesia untuk dimintai pertimbangannya membentuk Dewan Reformasi yang akan diketuai oleh Presiden Soeharto, namun mengalami kegagalan.

Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 WIB bertempat di Istana Negara, Presiden Soeharti meletakkan jabatannya sebagai presiden di hadapan ketua dan beberapa anggota dari Mahkamah Agung. Presiden menunjuk Wapres B.J. Habibie untuk menggantikannya menjadi presiden, serta pelantikannya dilakukan didepan Ketua Mahkamah Agung dan para anggotanya. Maka semenjak ketika itu, Presiden Republik Indonesia dijabat oleh B.J. Habibie sebagai presiden yang ke-3.

C. PERKEMBANGAN POLITIK SETELAH 21 MEI 1998
1) Pengangkatan Habibie Menjadi Presiden Republik Indonesia 
Setelah B.J. Habibie dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998. Tugas Habibie menjadi Presiden menggantikan Presiden Soeharto sangatlah berat yaitu berusaha untuk mengatasi krisis ekonomi yang melanda Indonesia semenjak pertengahan tahun 1997.

Habibie yang manjabat sebagai presiden menghadapi keberadaan Indonesia yang serba parah, baik dari segi ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Habibie yakni berusaha untuk sanggup mengatasi krisis ekonomi dan politik. Untuk menjalankan pemerintahan, Presiden Habibie mustahil sanggup melaksanakannya sendiri tanpa dibantu oleh menteri-menteri dari kabinetnya. Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J. Habibie membentuk kabinet gres yang dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang menteri, dan para menteri itu diambil dari unsur-unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, dan PDI. 

Dalam bidang ekonomi, pemerintahan Habibie berusaha keras untuk melaksanakan perbaikan. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintahan Habibie untuk meperbaiki perekonomian Indonesia antaranya :
• Merekapitulasi perbankan
• Merekonstruksi perekonomian Indonesia.
• Melikuidasi beberapa bank bermasalah.
• Manaikan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat hingga di bawah Rp.10.000,-
• Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF.

Presiden Habibie sebagai pembuka sejarah perjalanan bangsa pada masa reformasi mangupayakan pelaksanaan politik Indonesia dalam kondisi yang transparan serta merencanakan pelaksanaan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pemilihan umum yang akan diselenggarakan di bawah pemerintahan Presiden Habibie merupakan pemilihan umum yang telah bersifat demokratis. Habibie juga membebaskan beberapa narapidana politik yang ditahan pada zaman pemerintahan Soeharto. Kemudian, Presiden Habibie juga mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independent.

2) Kebebasan Menyampaikan Pendapat
Pada masa pemerintahan Habibie, orang bebas mengemukakan pendapatnya di muka umum. Presiden Habibie memperlihatkan ruang bagi siapa saja yang ingin memberikan pendapat, baik dalam bentuk rapat-rapat umum maupun unjuk rasa atau demontrasi. Namun khusus demontrasi, setiap organisasi atau forum yang ingin melaksanakan demontrasi hendaknya mendapat izin dari pihak kepolisian dan menentukan tempat untuk melaksanakan demontrasi tersebut. Hal ini dilakukan lantaran pihak kepolisian mengacu kepada UU No.28 tahun 1997 perihal Kepolisian Republik Indonesia. Namun, ketika menghadapi para pengunjuk rasa, pihak kepolisian sering memakai pasal yang berbeda-beda. Pelaku unjuk rasa yang di tindak dengan pasal yang berbeda-beda sanggup dimaklumi lantaran untuk menangani penunjuk rasa belum ada aturan aturan jelas.Untuk menjamin kepastian aturan bagi para pengunjuk rasa, pemerintahan bersama (DPR) berhasil menyelesaikan perundang-undangan yang mengatur perihal unjuk rasa atau demonstrasi. yakni UU No. 9 tahun 1998 perihal Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Adanya undang – undang tersebut memperlihatkan bahwa pemerintah memulai pelaksanaan sistem demokrasi yang sesungguhnya. Namun sayangnya, undang-undang itu belum memasyarakat atau belum disosialisasikan dalam kehidupan masarakat. Penyampaian pendapat di muka umum sanggup berupa suatu tuntutan, dan koreksi perihal suatu hal.

3) Reformasi Bidang Hukum
Pada masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie dilakukan reformasi di bidang aturan Reformasi aturan itu diadaptasi dengan aspirasi yang berkembang dimasyarakat. Tindakan yang dilakukan oleh Presiden Habibie untuk mereformasi aturan mendapat sambutan baik dari banyak sekali kalangan masyarakat, lantaran reformasi aturan yang dilakukannya mengarah kepada tatanan aturan yang ditambakan oleh masyarakat. Ketika dilakukan pembongkaran terhadapat banyak sekali produksi aturan atau undang-undang yang dibentuk pada masa Orde Baru, maka tampak dengan terperinci adanya huruf aturan yang mengebiri hak-hak. Selama pemerintahan Orde Baru, huruf aturan cenderung bersifat konservatif, ortodoks maupun elitis. Sedangkan aturan ortodoks lebih tertutup terhadap kelompok-kelompok sosial maupun individu didalam masyarakat. Pada aturan yang berkarakter tersebut, maka porsi rakyat sangatlah kecil, bahkan bias dikatakan tidak ada sama sekali. Oleh lantaran itu, produk aturan dari masa pemerintahan Orde Baru sangat mustahil untuk sanggup menjamin atau memperlihatkan proteksi terhadap Hak-hak Asasi Manusia (HAM), berkembangnya demokrasi serta munculnya kreativitas masyarakat.

D. KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT SEJAK REFORMASI

1. Kondisi Sosial Masyarakat Sejak Reformasi
Sejak krisis moneter yang melan da pada pertengahan tahgun 1997, perusahaan perusahaan swasta mengalami kerugaian yang tidak sedikit, bahkan pihak perusahaan mengalami kesulitan memenuhi kewajibannya untuk membayar honor dan upah pekerjanya. Keadaan menyerupai ini menjadi problem yang cukup berat lantaran disatu sisi perusahaan mengalami kerugaian yang cukup besar dan disisi lain para pekerja menuntut kenaikan gaji. Tuntutan para pekerja untuk menaikkan honor sangat sulit dipenuhi oleh pihak perusahaan, akhirnya banyak perusahaan yang mengambil tindakan untuk mengurangi tenaga kerja dan terjadilah PHK. Para pekerja yang deberhentikan itu menambah jumlah pengangguran, sehingga jumlah pengangguran diperkirakan mencapai 40 juta orang. Pengangguran dalam jumlah yang sangat besar ini akan menimbulkan terjadinya problem kasus social dalam kehidupan masyarakat. Dampak susulan dari pengangguran yakni makin maraknya tindakan tindakan criminal yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Oleh lantaran itu hendaknya pemerintah dengan serius menangani problem pengangguran dengan membuka lapangan kerja yang sanggup menampung para penganggur tersebut. Langkah berikutnya, pemerintah hendaknya sanggup menarik kembali para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, sehingga sanggup membuka lapangan kerja gres untuk menampung para penganggur tersebut. Masalah pengangguran merupakan problem social dalam kehidupan masyarakat dan sangat peka terhadap segala bentuk pengaruh.

2. Kondisi Ekonomi Masyarakat Indonesia 
Sejak berlangsungnya krisis moneter pertengahan tahun 1997, ekonomi Indonesia mulai mengalami keterpurukan. Keadaan perekonomian makin memburuk dan kesejahteraan rakyat makin menurun. Pengangguran juga semakin luas. Sebagai akibatnya, petumbuhan ekonomi menjadi sangat terbatas dan pendapatan perkapita cenderung memburuk semenjak krisis tahun 1997.

Disamping penanganan problem pengangguran,dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat, pemerintah hendaknya juga memperhatikan harga harga produk pertanian Indonesia, lantaran selama masa pemerintahan Orde Baru maupun semenjak krisis 1997 tidak pernah berpihak kepada petani. Apabila pendapatan petani meningkat, maka undangan petani terhadap barang barang non pertanian juga meningkat. Dengan ditetapkannya harga produk pertanian yang tidak merugikan petani, maka para petani yang bisa membeli produk industri non pertanian akan memberi semangat bangkitnya para pengusaha untuk membuatkan kegiatan perusahaannya.

sebelumnya kali ini kita akan berbicara mengenai bagaimana sejarah reformasi yang terjadi  Sejarah Singkat Reformasi di Indonesia

Pihak pemerintah telah berusaha untuk membawa Indonesia keluar dari krisis. Tetapi mustahil sanggup dilakukan dalam waktu yang singkat. Oleh lantaran itu, pemerintah membuat skala prioritas yang artinya hal mana yang hendaknya dilakukan supaya Indonesia keluar dari krisis - Sejarah Singkat Reformasi di Indonesia. Terpilihnya presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Soekarno Putri yang naik menggantikan Gus Dur bertugas untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat dengan meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat. Namun dengan kondisi perekonomian Negara yang ditinggalkan oleh pemerintahan Soeharto, mustahil sanggup diatasi oleh seorang Presiden dalam waktu singkat. Oleh alasannya yakni itu untuk mengatasi krisis, presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan Republik Indonesia, memerlukan penyelesaian secara sedikit demi sedikit menurut skala prioritas.

Daftar Pustaka
Brata Trisnu Nugroho.2006. Prahara Reformasi Mei 1998.semarang:UPT UNNES Press,2006.

Kerusuhan Mei 1998; Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas: Tragedi Trisakti; Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum ada Komentar untuk "Sejarah Singkat Reformasi Di Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel